Thursday, August 28, 2025

Perang Rusia-Ukraina Mengancam Pemulihan Ekonomi Indonesia

Shares

Berdikari.Online – Pertempuran yang terjadi antara Rusia- Ukraina sudah terasa dampaknya di Indonesia. Meningkatnya harga energi fosil merupakan ancaman terhadap pemulihan ekonomi Indonesia yang saat ini masih berada dalam kondisi rapuh setelah mengalami hantaman pandemi Covid- 19 dalam tiga tahu terakhir. Indonesia pun mengalami tekanan dari negara-negara lain ketika tahun 2022 ini memimpin presidensi konferensi G20 yang merupakan kumpulan negara-negara dengan postur ekonomi 20 besar di dunia. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai panggung perebutan pengaruh global antara Rusia dan negara-negara barat.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies( CSIS) Yose Rizal Damuri

” Sebagaimana kita ketahui, Amerika mengancam akan memboikot konferensi G20, jika acara ini dihadiri oleh perwakilan dari Rusia,” ujar Yose Rizal Damuri dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu( 9/ 4/ 2022).

Rusia merupakan salah satu kekuatan utama pemasok bahan mentah yang penting bagi perekonomian dunia, menguasai posisi sebagai pengekspor minyak fosil terbesar keempat di dunia dengan rata- rata nilai ekspor 7, 4 juta barel per hari. Ukraina juga merupakan negara pengekspor gandum yang besar di dunia.

Tentang ini menjadikan konflik di antara kedua negeri memberikan dampak besar terhadap perekonomian dunia, terutama pada sektor komoditas dan energi.

Ekonomi Indonesia

Ia menambahkan, akibat konflik ini, Lembaga OECD (Organisation for Economic Co- operation and Development) memperkirakan, penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar 1 percentage point.

Ini angka yang besar sekali, karena pertumbuhan perekonomian dunia belum pulih sepenuhnya. Dampak yang tidak sedikit juga tampak pada inflasi. Padahal, saat ini inflasi sudah tinggi akibat disrupsi pasokan bahan baku selama pandemi. Invasi Rusia kemungkinan hendak memperburuk tingkatan inflasi, terutama bagi negara konsumen energi, seperti Indonesia.

Bagi Indonesia, dampak langsung konflik Rusia- Ukraina sebenarnya tidak terlalu signifikan, karena kedua negara tersebut bukan mitra dagang utama kita.

Namun, tetap saja, Indonesia harus melaksanakan langkah antisipasi, karena kita mengimpor gandum dan bahan pangan lain dari kedua negara tersebut. Yang pasti, konflik antara kedua negara tersebut akan mempengaruhi rantai pasokan bahan baku ke dalam negara.

“ Dampak tidak langsung datang dari imbas konflik pada perekonomian negara- negara Uni Eropa( UE) dan negara lain yang merupakan mitra dagang utama Indonesia. Dampak tidak langsung ini tidak selalu negatif, karena dengan rusaknya hubungan dagang antara Rusia dan negara lain, kita bisa mendapatkan windfall benefit akibat pengalihan aktivitas ekonomi Indonesia. Sebagai contoh, produk CPO (crude palm oil) dari Indonesia harganya jadi meningkat. Sekarang tinggal bagaimana caranya kita mengatur agar dampak negatif dan positif ini bisa seimbang,” ungkapnya.

Shares

berita lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Berita Terbaru