Tuesday, October 14, 2025

25 Warga Keracunan Program MBG di Ketapang, Diduga Akibat Menu Ikan Hiu

Shares

Berdikari.Online — Sebanyak 25 orang di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, mengalami keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Korban terdiri dari 24 siswa dan seorang guru SDN 12 Benua Kayong. Mereka diduga keracunan akibat menu ikan hiu yang terdeteksi tinggi merkuri. Seluruh korban dirawat di RSUD dr. Agoesdjam Ketapang.

“Ada penambahan delapan pasien tadi malam. Sehingga total yang ditangani menjadi 25 orang,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Ketapang, dr. Feria Kowira, Kamis (25/9/2025).

Dari total pasien, 22 orang sudah membaik dan dipulangkan. Tiga pasien lain masih dirawat dengan keluhan demam, sakit perut, dan mual. Feria memastikan seluruh pasien mendapat penanganan medis sesuai standar.

Kepala Regional MBG Kalbar, Agus Kurniawi, menyoroti ikan hiu sebagai menu penyebab keracunan. Ia menyebut hal tersebut sebagai keteledoran tim dapur SPPG. Menu ikan hiu dibeli dari TPI Rangga Sentap dan tidak lazim dikonsumsi siswa.

“Soal menu ikan hiu, itu murni kesalahan dan keteledoran dari SPPG kami. Mereka tidak teliti memilih menu. Ikan hiu itu dibeli dari TPI Rangga Sentap, produk lokal,” ujar Agus, Rabu (24/9/2025).

Agus menegaskan ikan hiu tidak termasuk menu favorit anak-anak. Ia menilai kandungan merkuri bisa saja menjadi faktor keracunan. Menurutnya, menu itu direkomendasikan ahli gizi lokal yang kemudian mengakui kesalahannya.

“Saya sempat marah ke ahli gizi. Dia sudah meminta maaf dan mengakui kalau hal tersebut murni keteledoran,” tegas Agus.

Ahli gizi MBG seharusnya menyusun menu dengan porsi 30 persen protein, 40 persen karbohidrat, dan 30 persen serat. Namun, standar itu tidak dipatuhi. Agus menegaskan target komposisi wajib dipenuhi di setiap hidangan.

Jika investigasi membuktikan makanan MBG menjadi penyebab keracunan, dapur SPPG Yayasan Adinda Karunia Ilahi akan ditutup permanen. Kepala SPPG sudah dinonaktifkan sementara menunggu hasil evaluasi bersama Badan Gizi Nasional (BGN).

“Kami minta maaf. Kami berjanji akan menerapkan zero accident. Kejadian ini akan kami jadikan bahan evaluasi untuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang lainnya di Kalbar, agar tidak terulang yang sama lagi,” ujar Agus usai menjenguk siswa di RSUD dr. Agoesdjam.

Agus menyebut di Kalbar terdapat 211 dapur SPPG yang tersebar di 14 kabupaten/kota, melayani 498.875 penerima manfaat. Di Ketapang sendiri ada 22 dapur dengan jumlah layanan 2.000–3.500 orang per dapur.

Ke depan, jumlah penerima manfaat per dapur akan dibatasi maksimal 2.000 jiwa. Langkah ini ditempuh untuk menjaga kualitas makanan dan mencegah risiko keracunan. Proses memasak juga akan diatur lebih ketat, mulai subuh untuk menu sarapan dan pagi hari untuk makan siang.***

Shares

berita lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Berita Terbaru