Berdikari.Online – Festival Cilok Sembalun (Cilok Fest) sukses digelar di Rest Area Sembalun, Sabtu (6/12/2025), sebagai bagian rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun ke-67 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Kegiatan yang diprakarsai Makmur Mendunia Center (MMC) NTB tersebut menghadirkan kuliner, musik, hiburan rakyat, hingga stand UMKM yang menyemarakkan kawasan kaki Gunung Rinjani.
Festival ini juga momentum pemulihan ekonomi lokal Sembalun yang biasanya melambat saat low season akibat penutupan jalur pendakian Gunung Rinjani pada Desember–Maret.
Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal dalam sambutannya memaparkan capaian pembangunan selama sembilan bulan kepemimpinannya di Lombok Timur. Ia menyoroti kondisi NTB yang pada usia ke-67 masih termasuk dalam 12 provinsi termiskin di Indonesia. Ia menegaskan visi Pemerintah Provinsi NTB untuk keluar dari kategori tersebut melalui program-program prioritas yang langsung menyentuh kebutuhan rakyat.
Satu di antara capaian yang disampaikan yaitu perbaikan infrastruktur jalan Pohgading–Dasan Geres di Lombok Timur yang telah rusak selama 11 tahun.
“Alhamdulillah dalam hitungan hari jalan itu akan di-launching dalam kondisi baik dan aman dengan penerangan yang memadai,” ujarnya.

Iqbal juga membagikan pengalaman bertemu tenaga kesehatan yang melaporkan tingginya kasus ISPA akibat debu jalan rusak, kondisi yang menurutnya kini tertangani berkat perbaikan tersebut.
Selain infrastruktur, Gubernur Iqbal memaparkan program Desa Berdaya dengan target penyaluran Rp300–500 juta per desa, terutama bagi 106 desa kategori miskin ekstrem dari total 1.166 desa/kelurahan di NTB. Program ini menjadi strategi utama mencapai NTB bebas kemiskinan ekstrem pada 2029. Ia juga menyampaikan fokus perbaikan tata kelola Bank NTB yang kini kembali diizinkan menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) setelah sempat dibatasi beberapa tahun.
“Mulai tahun depan, Bank NTB fokus membantu UMKM dan usaha mikro. Bunganya disubsidi oleh pemerintah provinsi,” jelasnya.
Gubernur yang akrab disapa Miq Iqbal itu mendorong komunitas usaha kecil termasuk Komunitas Cilokers untuk memanfaatkan akses permodalan. Ia menegaskan seluruh kebijakan provinsi harus prorakyat dan menolak model birokrasi yang sibuk mengurus kepentingan internal.
“Semua kebijakan harus dimulai dari kebutuhan rakyat. Kita ingin pejabat-pejabat NTB menghabiskan waktunya memikirkan rakyat, bukan kepentingan pribadi,” tegasnya.
Iqbal juga meminta dukungan masyarakat mengawal agenda perubahan.
“Gangguan pasti ada, tetapi dengan niat baik dan dukungan masyarakat, insya Allah semuanya dapat kita hadapi,” katanya.
Perwakilan MMC NTB, Irham Jayadi, menyampaikan apresiasi kepada Pemprov NTB dan masyarakat atas antusiasme besar pada gelaran pertama Cilok Fest.
“Kita bukan hanya melakukan sesi pertama, tetapi juga sesi kedua. Bahkan sudah ada 10 rombong lagi dengan sekitar 10 ribu cilok yang menunggu untuk memuaskan para pengunjung,” ujarnya disambut tepuk tangan.
Ia menambahkan bahwa Lombok Timur untuk pertama kalinya dipercaya menjadi Ketua Panitia Penyelenggara HUT ke-67 NTB.
“Insya Allah, acara ini berlangsung hingga puncaknya pada 17 Desember,” pungkasnya.
Dengan balutan suasana pegunungan Sembalun yang sejuk, festival ini menjadi ruang berkumpul warga, wisatawan, dan komunitas pecinta alam. Selain kuliner, pengunjung menikmati musik tradisional seperti Lemor serta berbagai produk khas Lombok. Festival Cilok Sembalun diharapkan menjadi agenda tahunan yang memperkuat identitas kuliner NTB sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.***

