Friday, July 11, 2025

Junta Militer Membakar Desa-Desa Untuk Melemahkan Perlawanan di Myanmar Tengah

Shares

Berdikari.Online-Dilansir dari Reuters, Desa Bin yang terletak di Myanmar tengah hancur terbakar menyisakan abu dan bekas reruntuhan. Perlakuan junta militer membakar desa-desa bermaksud untuk memaksa warga berpindah secara masal.

Sudah banyak desa yang dibakar junta militer Myanmar sejak awal tahun ini termasuk desa Bin salah satu diantaranya.

Kelompok aktivis For Myanmar dalam pernyataan media melaporkan bahwa ada Lebih dari 5. 500 bangunan dihancurkan tantara Myanmar untuk mengencet oposisi yang dianggap melakukan kudeta tahun 2021.

Tinjauan Reuters, merujuk pada puluhan citra satelit yang dipasok oleh industri pencitraan Bumi Amerika Serikat, Planet Labs, serta tubuh antariksa NASA, menampilkan gambar desa- desa yang terbakar di Myanmar tengah itu.

Gambar-gambar tersebut sebagian besar mengonfirmasi laporan media lokal, menjadikan fakta tak terbantahkan atas serangan junta militer membakar secara pemukiman warga. Pusat serangannya terhadap kelompok perlawanan di daerah Sagaing tengah, di mana penduduk menginformasikan kepada Reuters kalau terdapat oposisi bersenjata yang melawan junta.

” Ini merupakan kampanye teror,” kata Tom Andrews, utusan spesial PBB buat hak asasi manusia di Myanmar, kepada Reuters.

” Bila Kamu tinggal di wilayah ataupun desa yang bagi mereka( junta) sangat menunjang oposisi, hingga Kamu, dalam pemikiran mereka, merupakan musuh.” Andrews, yang berbasis di Amerika Serikat, berkata kepada Reuters kalau ia sudah berdialog lewat telepon dengan sebagian saksi serta orang lain yang memberinya data di lapangan.

Ia berkata orang- orang ini berkata kepadanya kalau militer sudah tingkatkan serbuan di Sagaing sepanjang sebagian bulan terakhir, di mana pasukan tentara mengetuai serbuan darat serta jet melanda lewat hawa.

Militer Myanmar tidak menjawab permintaan pendapat buat laporan ini. Sepanjang sebagian bulan terakhir, junta malah menuduh pasukan oposisi membakar desa, tanpa menampilkan fakta.

Militer serta milisi pro- militer sudah membakar desa- desa di Myanmar tengah nyaris tiap hari semenjak Desember 2021, bagi laporan dari BBC Burma serta media lokal yang dikumpulkan oleh Informasi For Myanmar serta dilihat oleh Reuters.

Serbuan militer serta pembakaran permukiman sudah menimbulkan perpindahan besar- besaran, kata penduduk kepada Reuters. Lebih dari 52. 000 orang meninggalkan rumah mereka pada pekan terakhir bulan Februari kemudian, bagi PBB.

Aksi pembakaran rumah masyarakat baru- baru ini ialah yang awal kalinya terjalin di jantung pusat kota yang tadinya damai, di mana sebagian besar penduduk beragama Buddha.

Sepanjang setahun terakhir, daerah tersebut sudah jadi posisi pertempuran sengit antara pasukan junta serta kelompok- kelompok yang tergabung dalam Pasukan Pertahanan Rakyat( PDF) serta sayap bersenjata Pemerintah Persatuan Nasional( NUG), yang digulingkan dalam kudeta.

Junta sudah melaporkan NUG serta PDF ilegal serta mencap mereka teroris. Sirna dalam waktu yang pendek Bin terbakar oleh militer pada 31 Januari kemudian, bagi 7 masyarakat yang berdialog kepada Reuters.

Potret- potret serta video yang diambil oleh penduduk setempat pada hari- hari selanjutnya menampilkan penduduk desa memilah jalur mereka lewat tanah kosong yang dibakar.

” Kami kehabisan seluruh yang kami miliki,” kata Maung Zaw, 41 tahun, seseorang petani kacang tanah, kepada Reuters lewat telepon.” Aku hendak berjuang melawan kediktatoran militer ini hingga akhir.”

3 orang berkata mereka menolong bawa saudara serta sahabat yang telah lanjut umur keluar dari rumah.

Seseorang laki- laki, yang memohon buat tidak disebutkan namanya sebab khawatir hendak pembalasan oleh militer, berkata kepada Reuters kalau ia merangkak ke ladang terdekat serta menutupi dirinya dengan tumbuhan tomat buat bersembunyi dari tentara.

Suatu gambar satelit tertanggal 7 Februari, yang dibagikan kepada Reuters oleh Planet Labs, menampilkan sebagian besar desa yang dibakar sudah jadi abu, dengan dekat 100 rumah sirna. Tadinya, suatu gambar dari 27 November 2021 menampilkan desa itu utuh.

Para saksi berkata tidak terdapat korban tewas, namun mereka kehabisan gudang yang penuh dengan tumbuhan serta santapan buat hewan, dan habisnya rumah mereka yang dibentuk dari generasi ke generasi.

” Kami membangun rumah kami selama hidup kami, itu sudah sirna dalam satu detik,” kata seseorang guru berumur 20- an dari Bin, yang memohon buat tidak disebutkan namanya, sebab khawatir hendak pembalasan dari militer.

Reuters tidak bisa menghubungi pihak berwenang setempat di daerah tersebut buat mengonfirmasi serbuan terhadap Bin serta desa- desa yang lain.

Pembakaran desa serta pemindahan penduduk di wilayah semacam Sagaing serta Magway– di mana sebagian besar tumbuhan negeri itu dibuat– hendak mengusik panen, bagi Klaster Ketahanan Pangan Myanmar, suatu tubuh yang mengoordinasikan asumsi PBB serta organisasi dorongan buat krisis pangan.

” Pengurangan penciptaan di daerah- daerah semacam itu hendak menimbulkan defisit pasokan santapan secara totalitas serta berikutnya hendak tingkatkan harga pangan yang telah besar,” kata kelompok itu kepada Reuters dalam suatu statment pekan ini. (*)

Shares

berita lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Berita Terbaru