Berdikari.Online- Ketua Umum (Ketum) Gerindra Prabowo Subianto masih mendapat dukungan untuk maju menjadi calon presiden dari sejumlah kalangan. Diantaranya baru-baru ini dari Persatuan Purnawirawan Indonesia Raya (PPRI). Pakar politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno mengatakan Prabowo perlu mengubah total strategi Pilpres 2024 jika masih ingin maju.
“Kalah capres itu berarti segala-galanya. Mulai dari strategi, tim pemenangan, dan seterusnya. Kalau Prabowo mau maju lagi mesti total,” kata Adi kepada wartawan, Kamis (26/5/2022).
Adi menilai Prabowo harus mencari pasangan yang bisa menarik ceruk pemilih di luar pemilih Prabowo. Prabowo, kata Adi, juga harus menjauh dari kelompok yang mencoba menggunakan isu agama saat pemilu.
“Pertama, harus cari cawapres yang bisa meningkatkan elektabilitas dan bisa menarik pemilih di luar pemilih Prabowo. Waktu 2019 lalu wakil Prabowo (Sandi) berasal dari ceruk yang sama dengan Prabowo. Kedua, harus menjauh dari kelompok yang mencoba menggunakan isu agama dalam pemilu, ” ujarnya.
“Terbukti di Pilpres 2019 selisih selisih kurs Prabowo dengan Jokowi sangat jauh hampir 10 persen di tengah isu Prabowo didukung Ijtima Ulama. Padahal 2014 lalu Prabowo kalah tipis dengan Jokowi,” lanjutnya.
Adi menyampaikan jika Prabowo ingin menang, sebisa mungkin untuk tidak berurusan lagi dengan PDIP. Sebab, PDIP sudah terbukti unggul dan mengalahkan Prabowo dua kali berturut-turut.
“Ketiga, Prabowo sebisa mungkin bisa menghindari head to head dengan jagoan PDIP. Apapun judulnya, PDIP sudah teruji dan terbukti mengalahkan Prabowo dua kali,” ujarnya.
Lebih lanjut Adi mengatakan hanya PDIP yang bisa mengalahkan Prabowo hingga dua kali. Dia menyebut PDIP juga telah mampu mengorbitkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Sangat perlu (berkoalisi dengan PDIP), yang terbukti bisa mengalahkan Prabowo dua kali hanya dengan PDIP. PDIP bisa mengungguli Jokowi jadi besar. Jokowi kan yang mengorbitkan PDIP,” tambahnya.(*)