Berdikari.Online-Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) telah menyelenggarakan seminar online Literasi Digital dengan mengusung tema: “Masa Depan Prangko Di Era Digital”.
Seminar Literasi Digital ini merupakan inisiasi dari Kementerian Kominfo lewat Dirjen APTIKA untuk mendukung Program Literasi Digital bagi masyarakat yang diselenggarakan melalui platform zoom meeting pada hari Senin, 06 Juni 2022..
Pembukaan acara disuguhi dengan penampilan hiburan band selama 30 menit dan selanjutnya host menyapa peserta dan para narasumber.
Turut hadir sebagai pemateri, Dr. Fadli Zon, M.Sc, anggota komisi I DPR RI, Samuel Abrijani Pangerapan, B.Sc, Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI serta Mahpudi, M.T selaku penulis buku Filateli.
Sambutan pembuka disampaikan oleh Dr. Fadli Zon, M.Sc, dan dilanjutkan sambutan berikutnya oleh Samuel Abrijani, B.Sc.
Dirjen APTIKA, Samuel Abrijani Pangerapan, B.Sc dalam pengantarnya mengungkapkan bagaimana upaya Kementrian Kominfo mendukung optimalisasi pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi dan bisnis bagi masyarakat.
“Memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat, serta memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh Pemerintah khususnya oleh Dirjen APTIKA” ungkapnya.
Ia juga menambahkan pentingnya peran media membangun komunikasi dua arah antara masyarakat
“Selain itu juga mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya” tambahnya.
Kegiatan seminar ini mulai dibuka untuk peserta melalui room zoom meeting pada pukul 15.00 WIB yang terdiri dari beberapa sesi, yaitu sesi pembukaan, pemaparan materi, tanya jawab dan sesi penutup.
Penulis buku Filateli, Mahpudi menjelaskan asal mula penggunaan perangko dan bagaimana masa depan prangko di era digital. Ia mengungkapkan sejarah prangko dari masa ke masa di bagi menjadi 3 bagian, yaitu periode kelahiran, periode kemasan dan periode transformasi. Esensi dari prangko itu sendiri adalah sebagai instrument pembayaran biaya pengiriman pos.
“Prangko sebagai integrator system perposan atau pos dimana prangko menjadi alat atau sistem pembayaran bea berkirim surat melalui pos dan menjadi sumber pendapatan bagi negara/administrator pos” jelasnya.
Lebih lanjut Mahpudi menjelaskan bahwa esensi dari prangko itu sendiri adalah sebagai instrument pembayaran biaya pengiriman pos.
“Prangko memiliki peran sebagai subtitusi alat tukar, simbol kedaulatan negara (pos), dokumentasi peristiwa, media pembelajaran, media informasi, media komunikasi, paper ambassador, media aktualisasi diri dan yang terakhir sebagai benda koleksi (filateli)”, jelasnya.
Selanjutnya moderator membuka sesi tanya jawab dengan para peserta yang tampak antusias mengajukan pertanyaan.
Dari 250 peserta yang hadir dalam zoom online ini, moderator memilih dua pertanyaan sehingga diskusi berjalan sangat interaktif antara narasumber dengan peserta. Diskusi kian menarik karena para peserta yang mengajukan pertanyaan berhak mendapat doorprizes.
Pada sesi akhir diskusi, moderator meminta MC memandu kegiatan lanjutan yang diisi dengan acara pemberian plakat secara online kepada para sebagai simbolis dan ucapan terima kasih. Sesi foto-foto sebagi penutup diskusi zoom online. (*)