Friday, July 4, 2025

Kemenkominfo Gelar Seminar Terkait Peluang dan Tantangan Dunia Sastra di Era Digital

Shares

Berdikari.Online-Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia menyelenggarakan seminar online Literasi Digital dengan  tema “Peluang dan Tantangan Dunia Sastra di Era Digital”

Hadir sebagai pembicara, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dr. Abdul Kharis Almasyhari, Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc Dirjen APTIKA Kementerian Kominfo RI serta Rianna Wati, S.S., M.A selaku Dewan Pembina Salimah Surakarta. Seminar ini diselenggara melalui aplikasi zoom online pada Sabtu 18 Juni 2022.

Seminar ini merupakan inisiasi Kementerian Kominfo untuk mendukung  Program Literasi Digital yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.

Dirjen APTIKA  dalam sambutanya mengungkapkan  agar seminar ini dapat mendorong masyarakat untuk mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi dan bisnis.

“Seminar ini merupakan upaya memberdayakan masyarakat agar mampu memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat serta memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh Pemerintah khususnya oleh Dirjen APTIKA. Disamping itu juga untuk mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya”, ungkapnya.

Dalam sambutannya Dr. Abdul Kharis Almasyhari menyampaikan apresiasi soal tema yang menyoroti dunia sastra meskipun persepsi masyarakat masih menganggapnya tidak cukup menjanjikan. Namun di era digital ini sebenarnya sastra memiliki peluang untuk mendapatkan penghasilan atau keuangan bagi sastrawan.

“Dengan kemajuan teknologi di era digital ini sastrawan-sastrawan dapat mempublikasikan hasil karya-karyanya di media sosial tanpa terbatas pada penerbit. Sastrawan dapat lebih leluasa untuk mempublikasi karya karyanya melalui media sosial. Karya sastra yang dapat di publikasikan dapat berbagai jenis, seperti karya ilmial, cerita fiksi, cerita dongeng, puisi dan lain sebagainya. Dewasa ini karya-karya sastra semakin menarik dan semakin dapat mempublikasi karya-karya nya lebih luas lagi untuk mencakup banyak kalangan masyarakat dikarenakan kemajuan teknologi di era digital ini” jelasnya.

Lebih lanjut, Wakil Ketua Komisi I ini juga mengharapkan semoga dengan kemajuan teknologi di era digital ini dapat menjadi titik terang kemajuan sastra di Indonesia.

“Selamat mengikuti literasi digital pada hari ini”, ungkapnya kepada peserta seminar.

Adapun Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc menjabat sebagai Dirjen APTIKA Kementerian Kominfo RI memaparkan materi melalui tampilan video.

Dalam sambutannya, Dirjen APTIKA itu menjelaskan  pesatnya perkembangan teknologi selama pandemic covid-19 telah merubah konsep ierinteraksi sosial dalam berbagai aktivitas di platform digital.

“Kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat inilah yang semakin mempertegas bahwa kita berada di era percepatan trasnformasi digital”, ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan tanggung jawab KOMINFO mengemban mandat dari Presiden Joko Widodo sebagai garda terdepan dalam memimpin upaya percepatan transformasi digital bangsa Indonesia.

Semuel menekankan bahwa dalam mencapai visi dan misi tersebut kementrian KOMINFO berperan sebagai regulator, fasilitator, eskalator di bidang digital di Indonesia.

“Dalam rangka menjalankan mandat presiden Jokowi terkait pengembangan SDM digital, kementrian KOMINFO giat melakukan gerakan nasional literasi digital. Memaksimalkan jejaring yang hadir untuk memberikan perhatian informasi digital, meningkatkan kemampuan digital ditingkat dasar bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Diperlukan komitment kolaborasi antara masyarakat dengan pemerintah agar masyarakat tidak tertinggal dalam proses percepatan transformasi digital”, jelas Semuel.

Paparan materi terakhir disampaikan Rianna, S.S., M.A  yang menyoroti mengenai peluang sastra di era digital. Menurutnya Kreativitas media seperti platform menulis semakin banyak sehingga memberi peluang orang untuk bersastra.

“Media alihwahana sastra semakin banyak dan beragam. Industri kreatif bidang bahasa dan sastra semakin marak, beririsan dengan bidang lainnya seperti advertising, industri perfilman, penerbitan digital, ekonomi kreatif dan lain-lain. selain memiliki peluang, sastra di era digital juga memiliki tantangan salah satunya yaitu konten atau isinya sekarang ini apakah masih bisa menjadi tuntunan? yang bukan sekadar tontonan saja”, “Lalu, Platform membaca dan menulis tidak lagi bicara kualitas, tapi seberapa banyak yang suka dan kurangnya perhatian pemerintah terhadap perkembangan karya sastra. SDM yang sebagian masih belum memahami literasi digital juga menjadi tantangan”, jelas Rianna sekaligus menutup pemaparan pemateri. (*)

 

Shares

berita lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Berita Terbaru