Berdikari.Online -Survei permintaan pembiayaan keuangan bank Indonesia pada Juni 2022 menyimpulkan bahwa permintaan dan penyaluran kredit perbankan meningkat.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan survei bank menemukan bahwa saldo bersih tertimbang (SBT) pinjaman baru pada Juni 2002 adalah 86,7%, naik dari 43% bulan lalu.
“Penyaluran kredit baru tumbuh lebih positif dari bulan lalu seiring dengan meningkatnya permintaan dana dari bisnis dan rumah tangga” katanya dalam keterangan resmi, Senin 18 Juli 2022.
Sedangkan untuk kelompok perbankan, pada Juni 2002 terdapat dua tanda peningkatan penyaluran kredit baru di semua kelompok perbankan. Berdasarkan jenis penggunaannya, penyaluran kredit baru pada Juni 2022 menunjukkan peningkatan sebesar 73,6% untuk semua jenis kredit dengan SBT tertinggi jenis kredit modal kerja (KMK).
Faktor utama yang mempengaruhi prospek pinjaman baru adalah pendanaan nasabah dan prospek kondisi keuangan dan ekonomi Indonesia ke depan.
Sementara itu, pasokan pinjaman baru untuk seluruh triwulan II 2022 diperkirakan akan meningkat lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya.
Kedua, bagi perusahaan, keseluruhan periode kuartal II 2022 meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya, tercermin dari SBT sebesar 16,4%, lebih tinggi dibandingkan SBT 12,1% pada Mei 2022.
Peningkatan pendanaan terus terjadi karena ekuitas yang menjadi mayoritas pendanaan, disusul pinjaman ke bank dalam negeri, sementara itu pembiayaannya bersumber dari pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik pinjaman/utang dari perusahaan induk terindikasi melambat.
Begitu juga dengan kebutuhan permintaan penambahan pembiayaan oleh rumah tangga terpantau meningkat, terindikasi dari pangsa responden rumah tangga yang melakukan penambahan pembiayaan melalui utang/kredit pada Juni 2022 sebesar 8,9 persen dari total responden, lebih tinggi dibandingkan dari bulan sebelumnya yang sebesar 8,3 persen.
Sementara itu, responden yang menyatakan tidak melakukan penambahan kredit/utang pada Juni 2022, sebesar 91,1 persen atau lebih rendah dibandingkan 91,7 persen pada bulan sebelumnya.
Mayoritas rumah tangga yang memilih bank umum sebagai sumber utama penambahan pembiayaan tercatat meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Jenis pembiayaan yang diajukan rumah tangga mayoritas berupa kredit multi guna. (*)