Berdikari.online- Presiden Financial Action Task Force (FATF) T Raja Kumar bertemu dengan Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati, dan Gubernur Bank Sentral G20, pada 15-16 Juli 2022.
Dalam sambutannya, Presiden FATF membahas terkait digitalisasi dan aset kripto.
“Saya senang bergabung dengan Anda hari ini sebagai Presiden FATF yang baru. Di bawah kepresidenan Singapura, FATF akan terus mendukung G20 dalam menghadapi tantangan ekonomi global,” kata Kumar, dikutip dari laman resmi FATF, Jumat (22/7/2022).
Dia menegaskan, FATF berkontribusi untuk membuat ekonomi global lebih aman dan terjamin dengan menangani masalah yang terkait dengan digitalisasi dan aset kripto. Upayanya yakni membantu memperkuat stabilitas keuangan dan pembangunan ekonomi.
“Biarkan saya menyentuh secara khusus pada aset kripto. Meskipun FATF memperkenalkan standar global AML/CFT pertama yang mengikat pada aset kripto pada tahun 2019, sebagian besar negara belum cukup mengatur sektor ini,” ujarnya.
Pada bulan Juni tahun ini, sebuah laporan FATF menyoroti kekhawatiran tentang keadaan implementasi. Dari 98 negara yang disurvei, hanya 11 yang menegakkan dan mengawasi ‘aturan perjalanan’ FATF yang memastikan perusahaan aset kripto memantau siapa pelanggan mereka, dan dengan siapa mereka berbisnis.
Bahkan di antara G20, beberapa negara belum mengesahkan undang-undang yang diperlukan. Kelemahan tersebut dapat dan sedang dieksploitasi untuk ransomware, penipuan, pencucian uang, dan pendanaan terorisme dan proliferasi. Hal ini juga membuat lebih sulit untuk memulihkan hasil pidana.
“Kita harus meningkatkan upaya kita untuk mengatur sektor ini dan waspada terhadap risikonya, termasuk dari token yang tidak dapat dipertukarkan dan keuangan terdesentralisasi,” ujarnya. (*)