Berdikari.online – Ratusan pemuda yang tergabung dalam Komunitas Aktivis Muda Indonesia Wilayah DKI atau PW KAMI DKI Jakarta menggelar aksi di Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat.
Aksi tersebut dilakukan untuk mengawal kasus penembakan Brigadir Nopriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J, di rumah dinas eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Mereka mengingatkan, ada kelompok intoleransi dan radikalisme yang menunggangi isu tersebut untuk menyudutkan institusi Polri dan pejabat tinggi di korps tersebut.
Sekretaris PW KAMI DKI Fauzan Ohorella menjelaskan, upaya propaganda kelompok ke dalam radikal itu adalah dengan menggiring opini publik untuk isu Duren Tiga dengan KM 50.
Menurutnya, penggiringan opini ini sangat masif dilakukan oleh kelompok-kelompok itu. Mulai dari media sosial, hingga media online mainstream.
“Kami sebagai pejuang anti-intoleran dan radikalisme sangat paham betul dengan hal tersebut. Aksi yang digelar KAMI hari ini, selain untuk mendukung institusi Polri dalam penuntasan kasus Duren Tiga, sekaligus menangkal penggiringan opini dari kelompok radikal,” kata Fauzan, dikutip Sabtu (27). ). ). /8/2022)
Dia mengingatkan, tim khusus yang dibentuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah bekerja secara di trek. Ferdy Sambo sendiri, selain ditetapkan sebagai tersangka, juga telah dijatuhi sanksi berupa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) yang diputuskan dalam sidang etik, Kamis (25/8).
Dengan fakta tersebut, kasus Duren Tiga yang negatif oleh publik telah terbantahkan.
“Makanya saya menilai, penggiringan opini oleh kelompok radikal di belakang Duren Tiga dengan KM50 itu adalah tujuan jahat mereka (kelompok radikal) untuk menjatuhkan marwah kasus Polri. Bahkan sangat tendensius ke Pejabat Tinggi Polri, contohnya Kapolda Metro sampai juga Kapolri,” tuturnya.
Padahal, menurut dia, Jenderal Sigit dan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran merupakan figur yang paling semangat menjaga negara dari bahaya toleransi dan radikalisme.
Berita : Sabet WTP, DPR Pastikan BP2MI Dapat Tambahan Anggaran
“Ya menurut saya, itulah sebabnya akhirnya Kapolda Metro hingga Kapolri di framing demikian oleh kelompok intoleran dan radikalisme. Karena mereka bertujuan untuk mendukung kesolidan institusi Polri, terkhusus Keutuhan NKRI,” tutup Fauzan.(*)