Berdikari.Online -Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bersama Rampak Sarinah Sragen menggelar sosialisasi Pancasila di Pendopo Kabupaten Sragen. Dalam kegiatan tersebut, Institut Sarinah mengusulkan agar Hari Ibu disebut sebagai Hari Ibu Bangsa. Hal itu disampaikan Endang Yuliastuti pada Senin, 5 Desember 2022 kemarin.
“Kongres Perempuan 1928 menegaskan bahwa gerakan perempuan di Indonesia dibangun karena kesadaran nasionalisme, kebangsaan. Tidak sama dengan Woman’s Day di Amerika yang berdasar Individualisme. Sehingga, Insitut Sarinah mengusulkan Hari Ibu disebut sebagai Hari Ibu Bangsa,” usul Endang.
Kegiatan yang dilaksanakan di Pendopo Kabupaten Sragen tersebut dihadiri oleh 261 peserta terdiri dari ibu-ibu tetapi tampak juga 10 an peserta laki-laki.
Hadir pada acara tersebut Kepala BPIP Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D, Wakil Kepala BPIP, Dr. Drs. Karjono S.H., M.Hum, serta Direktur Hubungan Antar Lembaga dan Kerjasama, S. P, M. M, Dr Elfrida. Selain Institut Sarinah, narasumber yang lain adalah Guru Besar Sosiologi Fisip UI Prof. Paulus Wirutomo, M.Sc., dan Ketua PC NU Sragen, Sriyanto.
Ketua Rampak Sarinah Sragen Arfilisiana An Nafi, S.Pd.Si., M.Si menyampaikan bahwa visi besar bangsa ini terletak pada pendidikan dan Ibu dengan peran alamiahnya sebagai guru sekaligus perpustakaan pertama bagi keluarga menempati posisi sentral.
“Ibu adalah seluruh perempuan Indonesia tanpa terkecuali sehingga gagasan menjadikan Pancasila sebagai kepribadian bangsa kuncinya pada kaum ibu,” kata Arfisiana.
Sementara Dr. Elfrida menyampaikan harapan bahwa kegiatan tersebut dapat memantik semangat para perempuan untuk mengambil peran kepemimpinan dalam pembangunan karakter bangsa. Prof. Paulus Wirutomo, di lain pihak lebih mengungkap perlunya organisasi perempuan untuk menjadi subyek dalam sosialisasi Pancasila.
“Saya gembira Rampak Sarinah sudah bermunculan di berbagai wilayah dengan karakter dan agenda yang jelas yaitu kebangsaan, meneruskan perjuangan para faunding mothers 1928,” ungkap Prof Paulus melalui link zoom.
Pembicara kunci, Kepala BPIP Prof. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. menegaskan bahwa kegiatan Rampak Sarinah Sragen menjadi bukti bahwa perempuan tak hanya di sumur, kasur dan dapur saja, namun juga dalam pembangunan bangsa.
“Pancasila menjamin kesetaraan gender. Tetapi ketimpangannya tidak akan terpecahkan tanpa peran laki-laki. Sehingga sepatutnya laki laki juga juga ikut mengatasi ketimpangan gender di bidang pendidikan, misalnya,” tegas Prof. Yudian.
Dalam sambutan tertulisnya Eva Sundari sebagai Direktur Institut Sarinah mengharapkan kerjasama dengan BPIP dapat dilanjutkan dengan Rampak Sarinah di berbagai daerah lain.
“Semua Perempuan Indonesia adalah memang Ibu Bangsa tetapi kesadaran ini perlu dibangunkan beriringan dengan sosialisasi Pancasila sebagai sumber ideologi dari Feminis Sosialis Indonesia,” pernyataan Eva Sundari. (*)