Berdikari.online- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menyampaikan apresiasi kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) atas kerja keras dan gotong royong dalam menghadirkan berbagai terobosan dalam beberapa tahun terakhir. Melalui transformasi teknologi yang dilakukan oleh Kemendikbudristek dalam waktu singkat, ternyata cukup banyak dampak riil yang bisa dirasakan secara langsung oleh para warga pendidikan.
Saat ini lebih dari 1,6 juta guru telah menggunakan Platform Merdeka Mengajar yang membuka akses pada pengembangan diri secara lebih mandiri dan sesuai kondisi, hal ini memang dilakukan pada awalnya saat terjadi pandemic Covid-19 yang mau tidak mau harus menggunakan teknologi dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Namun saat ini Platform Merdeka Mengajar sudah menjadi sebuah media yang dapat membantu dan menghubungkan guru di seluruh nusantara. Saat ini telah terhubung guru-guru dengan terbentuknya lebih dari 3.500 komunitas belajar para guru serta terkumpulnya lebih dari 55 ribu konten belajar mandiri.
Jika kita pahami, transformasi pendidikan adalah perubahan-perubahan yang dilakukan dimana terjadi sebuah siklus dan proses yang terus berjalan serta memastikan bahwa perubahan yang dibuat relevan dan efektif dalam meningkatkan kualitas hasil capaian siswa. Melalui rilis siaran pers Kemendikbud Nomor: 615/sipers/A6/IX/2022, tranformasi teknologi telah membantu terfasilitasinya pengembangan diri lebih dari 724 ribu mahasiswa melalui program Kampus Merdeka, bergabungnya lebih dari 2.700 mitra industri ke dalam Kampus Merdeka, bergabungnya lebih dari 43 ribu praktisi ke dalam program Praktisi Mengajar, serta, lebih dari 51 triliun rupiah potensi anggaran fungsi pendidikan tahun anggaran 2022 dikelola secara lebih transparan dan akuntabel transparan dengan dukungan platform seperti ARKAS, SIPLah, dan TanyaBOS.
Krisis Pembelajaran dan Tantangan
Sejak pandemic Covid-19 terjadi tahun 2020 hingga kini, terjadi sebuah krisis pembelajaran yang begitu parah. Pemerintah melalui Kemendikbud berupaya mengatasi krisis pembelajaran ini dengan dukungan teknologi dalam sistem pendidikan itu sendiri. Saat ini memang teknologi pendidikan sudah dibuat oleh Kemendikbud bahkan sudah mendapatkan hasil positif dari segi pembelajaran hingga dari segi penghematan dan alokasi pendanaan yang lebih terstruktur dan transparan. Yang saat ini perlu dilakukan adalah bagaimana teknologi pendidikan ini mampu digunakan secara keseluruhan oleh guru dan siswa.
Program teknologi yang dirancang harus mengedepankan kebutuhan pengguna sehingga mudah digunakan. Saat ini setelah pandemic Covid-19 sudah mulai mereda maka teknologi pendidikan yang dibangun pemerintah harus berfokus pada peningkatan kualitas pembelajaran secara offline. Untuk itu sangat perlu sekali Kemendikbud mulai melakukan pendekatan yang berbasis pengguna untuk mengembangkan platform teknologi pendidikan yang ramah terhadap penggunanya khususnya siswa dan guru selain dari satuan pendidikan itu sendiri.
Ditulis oleh: Asry Almi Kaloko
Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta