Thursday, August 28, 2025

Gerakan Pemuda Marhaenisme: Madzhab Bung Karno Bukanlah Madzhab Agama

Shares

Berdikari.Online -Pengikut ajaran politik Bung Karno yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Marhaenis menyampaikan protes keras kepada pendiri Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang yang mengklaim bermazhab Bung Karno (Soekarno). Pernyatatan Panji Gumilang dianggap telah menimbulkan polemik dan kesalahpahaman serta fitnah baru terhadap ajaran Bung Karno.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Marhaenis (DPP GPM) Bidang Ideologi dan Politik Janu Wijayanto mempertanyakan maksud klaim Panji Gumilang mendeklarasikan madzhab Bung Karno itu.

“Dimana letak madzhab Bung Karno yang dimaksud Syekh Panji itu? Madzhab apa yang dimaksud ? Kalaupun ada yang menyebut madzhab terhadap pemikiran Bung Karno, maka Madzhab yang kita pahami adalah suatu aliran pemikiran yang berisi konsepsi dan ajaran serta teori perjuangan melawan kolonialisme dan imperialisme yang telah menyengsarakan rakyat Indonesia. Bung Karno mengajarkan teori perjuangan untuk menjadikan rakyat Indonesia bisa merdeka berdaulat bahagia adil dan makmur dalam negara Indonesia merdeka berdasar Pancasila yang dikenal dengan Marhaenisme” terang Janu.

Menurut Janu, kalaupun disebut madzhab dimaknai aliran pemikiran dalam teori sosial maka Madzhab Bung Karno bukanlah madzhab agama melainkan madzhab bernegara.

“Diketahui Bung Karno dalam karya tulisnya yang bertema Islam merupakan bersifat kajian ilmiah dan dalam konteks tafsir sosial kontemporer. Dalam tulisan berjudul “Memudakan Pemikiran Islam” dan dalam buku Di Bawah Bendera Revolusi atau dalam tulisan lain seperti “Warisi Api Islamnya Bukan Abunya” Bung Karno jelas mengutip dari pembaharu Islam seperti Muhammad Abduh dsb, ungkap Janu.

Lebih lanjut, alumni Kajian Stratejik Intelijen Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia ini menerangkan paradigma pembaharuan interpretasi kritis yang dikutip Bung Karno bermaksud mengambil api revolusioner dari pemikiran Islam untuk digunakan bersama anasir bangsa Indonesia lainnya dalam melawan ketidakadilan sistem kolonialisme dan imperialisme saat itu.

“Perlu diperjelas, istilahnya saat ini jangan Cherry picking atau hanya mengambil sebagian saja suatu pendapat dari satu pemikiran utuh (apalagi dari pemikiran Bapak Bangsa seperti Bung Karno yang sepanjang hidupnya diabdikan untuk membangun Persatuan Indonesia). Apalagi jika hal itu hanya untuk menjustifikasi sebuah tindakan, suatu kepentingan tersembunyi (hidden agenda) dan melegitimasi pemikiran tertentu. Apalagi jika tindakan dan pemikiran yang dikulik itu berpotensi merusak persatuan nasional di kalangan umat beragama, jadi kita jelas perlu pertanyakan klaim sepihak Panji Gumilang yang mengaku bermazhab Bung Karno itu maksudnya apa?”, tutup Ketua DPP GPM Bidang Ideologi dan Politik ini. (*)

Shares

berita lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Berita Terbaru