Berdikari.Online – Sekretaris Komisi II DPRD Kabupaten Sumbawa, Zohran, SH menilai kedatangan Menteri Pertanian Republik Indonesia, Dr. Andi Amran Sulaiman untuk menghadiri panen raya jagung sebagai momentum penting bagi daerah untuk menyiapkan segala perangkat industrialisasi komoditas jagung.
Diketahui menteri pertanian didampingi Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal, dan Bupati Sumbawa serta Pimpinan DPRD Kabupaten Sumbawa saat melakukan panen raya jagung di Desa Penyaring, Kabupaten Sumbawa pada Senin (21/4).
Lebih lanjut, anggota DPRD Kabupaten Sumbawa itu menekankan bahwa apa yang telah menjadi rekomendasikan Lembaga DPRD terkait harga Jagung dan Gabah harus dapat diamankan demi kesejahteraan petani di daerah.
“Diantara poin rekomendasi kita adalah pertama mengatasi penyebab Bulog lamban melakukan penyerapan karena gudang masih penuh dengan jagung sekitar 26.000 Ton. Komisi II meminta Bulog segera mengosongkan gudang agar dapat menyerap Jagung Petani yang saat ini memasuki panen” jelasnya
Hal kedua meminta Perum Bulog untuk segera menyerap jagung dari masyarakat atau petani sesuai HPP yang ditetapkan sebesar Rp5.500 (Jagung Pipil) per kilogram Jagung pipil kering any quality.
Sementara target serapan 23.000 ton itu hanya 5% dr hasil panen jagung di sumbawa.Maka fungsi HPP atas jagung adalah mengamankan dan menstabilkan harga jagung .
Bila HPP jagung di berlakukan Rp 5500/ kg pipil kering maka pemerintah tidak berbelanja melainkan Buloglah yang berbelanja yang hanya 5% dari hasil panen sebagaimana diatur dalam Keputusan Bapanas nomor 18 tahun 2025. tentu harapan masyarakat kita pemerintah berbelanja secara menyeluruh dari hasil panen.
Yang kita dorong ke Pusat juga adalah meminta kepada perum Bulog dan Pemda Sumbawa untuk penambahan kuota pembelian jagung di Kabupaten Sumbawa oleh Perum Bulog.
“Kami komisi II DPRD Sumbawa bersama Pemkab Sumbawa pernah mengusulkan kepada pihak Bapanas untuk menambah kuota 10% dr hasil panen sekitar 50.000 ton.Semoga dapat di realisasi oleh Bapanas.Hal ini cukup lumayan untuk kestabilan harga jagung sembari menunggu move the move (pengiriman) kegiatan ini sekaligus menjadi momen untuk menuntaskan permasalahan harga jagung dan gabah yang meresahkan para petani” urainya.
Kemudian lanjutnya, sembari menunggu actionnya Bulog maka pada poin keempat mendesak pengusaha corn dryer agar memberi peluang yang sama kepada pengusaha lokal, UMKM, dan pengusaha kecil maupun petani untuk menjual jagung di masing-masing gudang.
Dan poin kelima meminta Perum Bulog dan Pemerintah Kabupaten Sumbawa untuk menjalin kerja sama dengan pengusaha corn dryer dalam pengadaan Cadangan Jagung Pemerintah (CJP).
“Eranya sekarang kita di eksekutif maupun legislatif serius melihat komoditas unggulan daerah kita sebagai sumber kesejahteraan masyarakat dengan melakukan industrialisasi dan hilirisasi. Kami di Legislatif welcome untuk hal ini, apa yang menjadi strategi Pemda Sumbawa (eksekutif) mari kita bahas bersama sama. ” pungkasnya.
Sementara itu pada kegiatan Panen Raya Jagung hari ini bersama menteri pertanian dalam dialog dengan petani, Mentan menerima laporan bahwa harga jagung di lapangan saat ini hanya Rp 3.700 per kg, jauh di bawah harga yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 5.500 per kg. Begitu pula dengan gabah, yang dijual seharga Rp 5.900 per kg dari harga yang seharusnya Rp 6.500 per kg.
Menanggapi keluhan tersebut, Mentan langsung mengambil tindakan tegas. Ia memerintahkan Bulog NTB dan Bulog Sumbawa untuk segera menyerap hasil panen petani sesuai dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah. Mentan juga meminta Pemerintah Kabupaten Sumbawa i menyediakan gudang penyimpanan, mengingat penuhnya gudang Bulog menjadi salah satu penyebab anjloknya harga di lapangan.
“Saya minta Bupati, siapkan gudang, nanti negara yang bayar sewanya. Bulog, Babinsa, PPL juga saya minta awasi harga pembelian di tingkat petani. Mulai hari ini tidak ada lagi pembelian hasil panen petani yang tidak sesuai standar harga yang telah ditetapkan pemerintah,” tegas Mentan, yang disambut antusias oleh para petani.
Untuk meningkatkan produksi, Mentan menjanjikan program pompanisasi dengan target 2.000 pompa selesai dalam dua tahun, dengan estimasi biaya Rp 80 miliar. Ia juga berencana menjadikan Sumbawa sebagai pusat hilirisasi produksi jagung, dengan harapan dapat meningkatkan nilai tambah hasil panen hingga 10 kali lipat.
Mentan optimis, dengan kepemimpinan Gubernur NTB yang baru dan kolaborasi yang kuat antara pemerintah provinsi dan kabupaten, target-target besar ini dapat tercapai. “Saya optimis NTB dapat melakukan lompatan luar biasa di bawah kepemimpinan gubernur yang baru, gubernur dan bupati juga harus menyatu pasti bisa,” pungkasnya. (*)