Thursday, July 17, 2025

Khamenei Ancam Serang Israel dan AS, Tegaskan Iran Tidak Akan Lanjutkan Negosiasi Nuklir Tanpa Syarat

Shares

Berdikari.Online – Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, sampaikan peringatan keras terhadap Israel dan Amerika Serikat dalam pidato publiknya, Rabu (16/7). Ia mengancam akan melancarkan serangan militer yang lebih besar jika kedua negara itu terus melibatkan diri dalam konflik terhadap Teheran. Pidato itu juga menjadi pernyataan publik pertamanya sejak gencatan senjata Iran-Israel yang ditengahi oleh Amerika Serikat berlaku sejak 24 Juni lalu.

“Fakta bahwa bangsa kita siap menghadapi kekuatan Amerika Serikat dan anjingnya yang terikat rezim Zionis (Israel), sangat patut dipuji,” kata Khamenei dalam pidatonya di hadapan para pejabat peradilan di Teheran, sebagaimana dikutip dari ISNA, Kamis (17/7/2025).

Pernyataan tersebut merespons rangkaian eskalasi yang dimulai bulan lalu. Saat itu, Israel membombardir sejumlah situs nuklir Iran dan dibalas oleh Teheran dengan gelombang serangan rudal dan drone ke fasilitas militer dan infrastruktur penting Israel.

Amerika Serikat kemudian turut campur dengan menyerang fasilitas nuklir Iran. Iran membalasnya dengan meluncurkan serangan ke pangkalan militer AS di Qatar.

“Pangkalan yang diserang Iran merupakan pangkalan regional Amerika yang sangat sensitif, dan pukulan yang lebih besar dapat dijatuhkan kepada AS dan negara-negara lain,” ujar Khamenei.

Menurutnya, tujuan serangan AS dan Israel adalah untuk menggulingkan sistem pemerintahan Iran. Namun, ia menegaskan bahwa upaya tersebut telah gagal.

“Para agresor berasumsi bahwa dengan menargetkan individu-individu dan pusat-pusat kunci tertentu di Iran, mereka akan melemahkan sistem. Mereka kemudian berencana untuk melepaskan proksi-proksi mereka yang terpendam, mulai dari kaum munafik dan monarki hingga preman yang memicu kerusuhan, dan menyeret orang-orang ke jalan untuk menggulingkan sistem Islam,” paparnya.

“Tuhan Yang Mahakuasa membatalkan rencana mereka. Dia membawa rakyat ke medan perang untuk mendukung pemerintah dan sistem,” tambahnya.

Lebih lanjut, Khamenei menyinggung ketergantungan Israel terhadap Amerika Serikat sebagai bentuk kelemahan rezim tersebut.

“Jika rezim Zionis dapat mempertahankan diri, ia tidak akan berpaling ke Amerika,” katanya. “Ia menyadari bahwa ia tidak dapat mengatasi Republik Islam.”

Dalam pernyataan yang sama, ia juga menanggapi isu internal terkait proses hukum terhadap pelaku “kejahatan terkini.” Ia memerintahkan pengadilan agar menindaklanjuti pelaku melalui seluruh jalur hukum yang tersedia.

“Kita tidak boleh melepaskan kerah penjahat,” ujarnya. “Sekalipun butuh dua puluh tahun, hal itu harus diupayakan,” tegas Khamenei.

Terkait tekanan internasional terhadap program nuklir Iran, Khamenei menyatakan sikap tegas. Saat ini, AS bersama tiga negara Eropa; Prancis, Inggris, dan Jerman telah memberikan batas waktu hingga akhir Agustus untuk mencapai kesepakatan baru.

Jika tidak tercapai, mekanisme “snapback” akan diberlakukan dan semua sanksi internasional yang dicabut dalam kesepakatan nuklir 2015 (JCPOA) akan diaktifkan kembali.Namun, menurut laporan ISNA, Parlemen Iran pada Rabu menegaskan bahwa Teheran tidak akan melanjutkan perundingan nuklir dengan AS jika prasyarat yang diajukan Iran tidak dipenuhi.

“Baik di bidang diplomatik maupun militer, kapan pun kami memasuki panggung, kami melakukannya dengan tangan penuh dan bukan dari posisi lemah,” tegas Khamenei.

Mengakhiri pidatonya, Ayatollah Ali Khamenei menyampaikan bahwa para diplomat Iran wajib mematuhi pedoman negara dalam menjalankan tugasnya.***

 

Shares

berita lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Berita Terbaru