Berdikari.Online – Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) Arya Zulfikar Akbar bicara teknis peningkatan realisasi investasi di sumbawa. Teknis ini disampaikan pada 40 pelaku usaha dalam Bimtek dan Sosialisasi Perizinan dan Pengawasan Berusaha Berbasis Risiko. Kegiatan ini diselenggarakan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sumbawa, (9/7).
Dalam giat tersebut, Dosen lulusan Universiti Kebangsaan Malaysia itu mengajarkan teknis penggunaan situs Online Single Submission Risk Based Approach (OSS-RBA/OSS.go.id). Situs ini dipandang efektif karena mengintegrasikan segala pihak yang terkait dengan kebutuhan perizinan usaha.
“Di sini hampir semua dinas ada. Jadi orang kalau mau mengurus izin usaha bisa langsung di situ. Bisa urus Amdal, label halal, SNI, dan lain-lain. Selain itu kalau kita daftar di sini, Nomor Induk Berusaha kita bisa langsung keluar. Ini juga sekaligus mempermudah fungsi pengawasan oleh DPMPTSP” kata Arya saat bercerita kepada kami, (17/7).
Sebelumnya, masyarakat yang hendak mengajukan izin usaha harus berurusan langsung ke dinas-dinas atau pihak terkait ke kantornya. Pola ini terbilang lambat dan menyulitkan masyarakat dalam merealisasikan usahanya.
Selanjutnya, DPMPTSP beralih pada penggunaan website Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKMP). Namun website ini juga disebut masih kurang efektif karena belum sepenuhnya terintegrasi.
Sebenarnya kata Arya, Pemerintah sudah bermigrasi ke OSS-RBA pada 2021. Namun, Bimtek dan sosialisasi kemarin disebut sebagai upaya lanjutan percepatan realisasi investasi di Sumbawa.
Pasalnya, berdasarkan diskusi yang dilakukan dengan Kepala DPMPTSP, Riki Trisnadi; Kabupaten Sumbawa menargetkan realisasi investasi 2 Triliun sepanjang 2025. Jumlah ini merupakan standar nasional yang ditetapkan. Sementara, realisasi yang dibutuhkan belum memenuhi target.
“Paling banyak realisasi investasi di Sumbawa tampak pada sektor pertanian, peternakan, dan perikanan. Sampai dengan Juli kemarin, realisasi investasi sudah menyentuh angka 1.7 Triliun. Artinya kan masih belum memenuhi target. Semoga dengan sosialisasi OSS kemarin, akhir tahun nanti bisa terealisasi,” tutup Arya Zulfikar Akbar.***