Saturday, August 2, 2025

Sejarah Kuil Preah Vihear di Balik Sengketa Thailand–Kamboja

Shares

Berdikari.Online – Kuil Preah Vihear menjadi pusat sengketa wilayah antara Thailand dan Kamboja selama lebih dari setengah abad. Kuil Hindu berusia 900 tahun ini terletak di tebing setinggi 525 meter di Pegunungan Dangrek, Kamboja. Dibangun pada masa Kekaisaran Khmer, kuil ini didedikasikan untuk Dewa Siwa dan memiliki makna keagamaan bagi masyarakat di kedua negara.

Secara geografis, kuil ini berada di wilayah Kamboja, namun Thailand menganggapnya masih satu gugusan dengan Kuil Ta Muen Thom (juga dikenal sebagai Ta Moan Thom) yang terletak di wilayah Thailand. Gugusan kuil inilah yang terus memicu klaim dan ketegangan antarnegara.

Sengketa bermula dari peta kolonial Prancis tahun 1907 yang menetapkan Kuil Preah Vihear berada di wilayah protektorat Prancis, yakni Kamboja. Thailand menolak peta tersebut dan menyatakan bahwa batas wilayah seharusnya mengikuti punggungan gunung.

Pada 1962, Mahkamah Internasional (ICJ) memutuskan kuil menjadi milik Kamboja. Namun, status tanah di sekitarnya tidak diputuskan secara jelas.

Pada 2013, ICJ mengeluarkan klarifikasi yang menyatakan wilayah sekitar kuil juga masuk ke dalam wilayah Kamboja. Keputusan ini kembali ditolak oleh Thailand. Sengketa pun berlanjut, dan ketegangan meningkat dari waktu ke waktu.

Permusuhan juga melibatkan Kuil Ta Muen Thom, yang terletak sekitar 95 kilometer barat Kuil Preah Vihear. Kompleks ini mencakup tiga kuil utama: Ta Muen Thom, Ta Muen, dan Ta Muen Tot. Arsitektur Ta Muen Thom unik karena menghadap ke selatan, berbeda dengan kuil Khmer lain yang umumnya menghadap timur. Di dalamnya masih terdapat patung Shivling yang terbentuk secara alami.

Pada Februari 2025, insiden terjadi ketika tentara Kamboja dilaporkan menyanyikan lagu kebangsaan mereka di dalam Kuil Ta Muen Thom. Aksi tersebut memicu ketegangan dengan pasukan Thailand. Video kejadian itu viral di media sosial.

Sengketa kuil ini juga memiliki dimensi politik. Pada 2008, Kamboja berhasil mendaftarkan Kuil Preah Vihear sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Langkah itu memicu penolakan dari Thailand.

Menteri Luar Negeri Thailand saat itu, Noppadon Pattama, yang mendukung pencalonan tersebut mundur dari jabatannya karena tekanan dari dalam negeri. Di tahun yang sama, bentrokan terjadi di dekat kuil dan menewaskan prajurit dari kedua negara.

Konflik militer pun terus terjadi secara berkala, termasuk insiden pada Mei 2025 dan baku tembak besar pada 24 Juli 2025 yang turut melibatkan kawasan sekitar Kuil Ta Muen Thom. Sengketa kuil ini kemudian berhenti dengan kesepakatan gencatan senjata hasil proposal Malaysia sebagai ketua dari ASEAN pada (25/7/2025) kemarin.***

Shares

berita lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Berita Terbaru