Monday, August 4, 2025

Sinyal Investasi Bidang Pertanian di Sumbawa Mulai Terbuka, DPRD Sambut Rombongan Pengusaha Jateng dan Surabaya

Shares

Berdikari.Online – Sektor pertanian di Kabupaten Sumbawa mendapat angin segar. Rombongan pengusaha dari Jawa Tengah dan Surabaya menyatakan komitmennya mengembangkan komoditas kacang hijau di daerah ini.

Pertemuan berlangsung di ruang kerja Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sumbawa, H.M. Berlian Rayes, pada Selasa (29/7). Dalam pertemuan itu, pengusaha menyampaikan rencana membangun pabrik dan gudang pengolahan kacang hijau.

Antoni Susilo dari CV Semi menyatakan pihaknya telah membeli lahan seluas 8,7 hektar untuk pembangunan pabrik.

“Kami tidak main-main, kami serius,” ujarnya.

Kebutuhan pasokan diperkirakan mencapai 10.000 ton per tahun. Harga beli ditetapkan Rp14.000 per kilogram. Nilai potensi pendapatan petani mencapai Rp140 miliar hanya dalam enam bulan tanam.

Komoditas yang akan dikembangkan adalah kacang hijau varietas Vima 1. Varietas ini dikenal memiliki hasil panen lebih tinggi dibanding varietas lokal. Panen dapat dilakukan dalam 57 hari dengan potensi hasil 1,8 ton per hektar.

Mitra pembeli utama adalah PT Siap Sinar Indo Agro Pulses asal Surabaya. Direktur Vony Sintiyawati menjelaskan perusahaan telah beroperasi sejak 2016 dan mulai masuk ke Sumbawa empat tahun terakhir.

“Kami telah beroperasi di Surabaya dan Semarang sejak 2016, dan empat tahun lalu mulai diperkenalkan ke beberapa lokasi di Sumbawa,” kata Vony.

Menurutnya, petani di Kecamatan Lape telah mencoba dan mulai memanen.

“Dulu kami sempat khawatir petani enggan mencoba. Namun, pendekatan kami kini membuahkan hasil,” tambahnya.

Ia menyebut program ini cocok diterapkan setelah musim tanam jagung khususnya di lahan terbatas air.

Wakil Ketua DPRD H.M. Berlian Rayes menyambut baik rencana tersebut. Ia menilai petani Sumbawa mudah beradaptasi jika ada jaminan pembelian dan pendampingan teknis.

“Kalau dijamin dibeli, mereka akan lebih serius menanam,” katanya.

Diskusi juga membahas terkait efisiensi panen. Koordinator lapangan Salamuddin Maula menyarankan penggunaan mesin perontok atau power thresher untuk mempercepat proses panen.

“Power thresher lebih bagus, lebih cepat,”vujarnya.

H. Berlian juga memberi apresiasi kepada Salamuddin Maula atau Om Alo yang turut mendampingi rombongan investor.

“Secara pribadi saya salut dan apresiasi semangat Pak Jalo atau Om Alo di tengah kondisi fisiknya yang kurang prima, masih berpikir untuk kemajuan dan kesejahteraan petani Sumbawa,” ujar H. Berlian.

Vony menambahkan, potensi pengembalian modal dari program ini tergolong cepat, yakni antara 1 hingga 1,5 tahun.

“Ini sebenarnya bukan harga mati, tapi sebagai penghasilan tambahan dari petani itu juga, bahkan mungkin lebih untung dari jagung,” pungkasnya.

Kerja sama ini diharapkan menjadi awal pengembangan industri pengolahan hasil tani di Sumbawa. Selain meningkatkan pendapatan petani, program ini juga membuka peluang diversifikasi tanaman pangan bernilai ekonomi tinggi.***

 

Shares

berita lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Berita Terbaru