Tuesday, October 14, 2025

Trump Ucap Selamat ke Pemenang Nobel Perdamaian 2025, Maria Corina Machado

Shares

Berdikari.Online – Presiden Amerika Serikat Donald Trump akhirnya memberi tanggapan usai gagal meraih Nobel Perdamaian 2025. Penghargaan tersebut diberikan kepada politikus oposisi Venezuela, Maria Corina Machado, yang dikenal sebagai sekutu dekat Trump dan penentang Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

Dalam pernyataan resmi, Trump mengatakan telah berbicara dengan Machado pada Jumat (10/10). Ia menyebut pemenang Nobel Perdamaian itu sosok yang sangat baik dan rendah hati.

“Orang yang benar-benar menerima Hadiah Nobel menelepon saya dan berkata, ‘Saya menerima ini untuk menghormati Anda, karena Anda benar-benar pantas menerimanya,’” kata Trump mengutip percakapannya dengan Machado.

Trump juga mengaku telah membantu perjuangan Machado di Venezuela sepanjang 2024. Ia menilai kondisi negara tersebut memerlukan perhatian besar karena situasi sosial dan politik yang genting.

“Mereka sangat membutuhkan bantuan di Venezuela, ini bencana yang mendasar. Jadi, bisa dibilang bantuan itu diberikan untuk tahun 2024 dan saya mencalonkan diri sebagai pejabat pada tahun 2024,” ujar Trump.

Machado sebelumnya hampir mencalonkan diri sebagai presiden Venezuela, namun langkahnya diblokir rezim Nicolas Maduro. Ia kemudian mendukung kandidat oposisi Edmundo Gonzalez Urrutia dan dianggap berhasil menyatukan kelompok oposisi untuk menjaga semangat demokrasi di negaranya.

Kepada media Spanyol, Machado mengonfirmasi telah berbicara dengan Trump lewat telepon, namun enggan menjelaskan isi pembicaraan mereka.

Komite Nobel pada Jumat (10/10) menetapkan Maria Corina Machado sebagai peraih Nobel Perdamaian 2025 karena perjuangannya menegakkan hak-hak demokrasi di Venezuela.

“Dia menerima Hadiah Nobel Perdamaian atas kerja kerasnya yang tak kenal lelah dalam memperjuangkan hak-hak demokrasi bagi rakyat Venezuela dan atas perjuangannya untuk mencapai transisi yang adil dan damai dari kediktatoran menuju demokrasi,” kata Ketua Komite Nobel, Jorgen Watne Frydnes.

Usai menerima penghargaan, Machado menyampaikan terima kasih kepada rakyat Venezuela dan menyebut sebagian dari penghargaan tersebut ia persembahkan kepada Trump atas dukungan selama ini.

Pemerintah Amerika Serikat diketahui kerap mengecam pemerintahan Nicolas Maduro dan memperkuat kehadiran militernya di wilayah sekitar Venezuela. Baru-baru ini, pasukan AS menembak kapal di lepas pantai Venezuela yang diduga membawa narkoba. Salah satu kapal diketahui milik Kolombia dan mengangkut warga sipil.

Namun, keputusan Komite Nobel memberikan penghargaan kepada Machado menuai kritik. Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) menilai Machado tidak pantas menerima Nobel Perdamaian karena dianggap pendukung partai sayap kanan Israel, Likud, yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

“Kami sangat tidak setuju dengan keputusan Komite Nobel memberi penghargaan perdamaian tahun ini kepada Maria Corina Machado, seorang pendukung kuat Partai Likud Israel yang rasis,” demikian pernyataan CAIR pada Jumat (10/10).

CAIR juga menyoroti bahwa Likud sempat menyerukan “Reconquista baru” pada konferensi Eropa awal tahun ini, yang mereka anggap merujuk pada pembersihan etnis terhadap Muslim dan Yahudi di Spanyol pada abad ke-15.

Selain itu, Machado disebut sebagai bagian dari kelompok sayap kanan Amerika Latin yang tunduk pada pengaruh Amerika Serikat dan bersimpati terhadap Presiden Donald Trump. Menurut CAIR, sikap tersebut bertentangan dengan nilai-nilai yang diusung para penerima Nobel Perdamaian sebelumnya.***

Shares

berita lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Berita Terbaru