Berdikari.Online – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mendorong Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyuntik dana Rp50 triliun ke Indonesia Investment Authority (INA). Ia menilai langkah ini dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional dan mendukung target pertumbuhan 8 persen.
Menurut Luhut, dana tersebut bisa bersumber dari saldo anggaran lebih (SAL) yang masih mengendap di Bank Indonesia. Pemerintah memiliki sisa dana Rp491 triliun, dengan Rp200 triliun di antaranya sudah ditempatkan di perbankan. Ia menilai penyaluran dana ke INA akan memperkuat investasi negara.
“Ada satu yang saya mau bicara sama Menteri Keuangan (Purbaya), tapi saya kira beliau sudah tahu, itu adalah INA. INA ini adalah sovereign wealth fund kita,” kata Luhut dalam acara *1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Optimism on 8% Economic Growth* di Jakarta, Kamis (16/10).
Luhut memperkirakan, suntikan dana Rp50 triliun per tahun ke INA bisa tumbuh hingga Rp1.000 triliun dalam lima tahun ke depan. Ia menilai angka itu cukup besar untuk memperkuat perekonomian nasional.
Pemerintah saat ini mulai menyalurkan kembali SAL yang selama ini mengendap. Sejak menjabat pada 8 September, Purbaya menempatkan Rp200 triliun ke lima bank BUMN untuk mendorong pertumbuhan kredit dan menggerakkan sektor riil.
“Saya lihat Menteri Keuangan yang baru (Purbaya), dia mendorong betul mazhab-nya dia ini untuk mengguyur market dengan dia taruh Rp200 triliun di perbankan. Itu saya kira langkah yang sangat bagus,” ujar Luhut.
Luhut menilai kebijakan tersebut mulai menunjukkan hasil meski membutuhkan waktu. Ia menyebut proses pemulihan ekonomi tidak dapat terjadi secara instan.
“Injeksi pemerintah Rp200 triliun yang diberikan Menteri Keuangan (Purbaya) ini sudah mulai kita lihat menunjukkan hasil. Tentu butuh waktu,” katanya.
Selain itu, Luhut menilai INA juga perlu mendapatkan suntikan dana SAL agar roda ekonomi nasional bergerak lebih cepat. Ia menyebut INA dan Danantara akan menjadi dua mesin utama pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
“Jadi, kita akan punya dua engine of growth yang menurut saya luar biasa. Satu, INA. Satu lagi Danantara,” tegas Luhut.***