Berdikari.Online — Gubernur Bali, NTB, dan NTT menyepakati pembentukan Kerja Sama Regional Bali, NTB, dan NTT (KR BNN) sebagai langkah memperkuat sinergi pembangunan lintas provinsi. Kesepakatan tersebut lahir dalam pertemuan di Gedung Kertha Sabha, Pendopo Gubernur Bali, dan dihadiri langsung oleh ketiga gubernur.
Inisiatif ini digagas oleh Gubernur NTB, Dr. Muhamad Iqbal, sebagai upaya mewujudkan integrasi ekonomi, energi, dan konektivitas di kawasan timur Indonesia. Ia menilai kolaborasi ini penting untuk menjadikan Bali, NTB, dan NTT sebagai satu ekosistem pembangunan yang terhubung.
“Kerja sama dan integrasi harus kita pikirkan bersama. Ada peluang besar untuk membangun energi hijau terintegrasi, konektivitas logistik, dan pariwisata lintas wilayah,” ujar Gubernur Iqbal.
Dalam pembahasan, NTB menyoroti potensi energi terbarukan di wilayahnya dan di NTT. Kedua daerah memiliki radiasi matahari tinggi dan kapasitas bendungan besar yang mendukung pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan mikrohidro. Gubernur Iqbal juga mengusulkan pembangunan super grid sebagai jaringan energi bersih bagi kawasan Bali–Nusra.

Selain energi, peningkatan konektivitas turut menjadi perhatian utama. NTB menyiapkan proyek port-to-port bypass untuk mempercepat arus logistik, memperkuat Pelabuhan Gili Mas sebagai pusat distribusi regional, serta mengembangkan Bandara Internasional Lombok sebagai mini hub Indonesia Timur.
“Kita harus berpikir sebagai satu kawasan. Dengan integrasi dan sinergi, Bali, NTB, dan NTT dapat mandiri dan efisien,” tambahnya.
Tiga gubernur sepakat menindaklanjuti hasil pertemuan dengan penyusunan draf Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS). Ada sepuluh bidang kerja sama yang akan dirumuskan, meliputi sosial, pariwisata, kebencanaan, ketertiban, pertanian, komunikasi, perindustrian, perhubungan, kelautan, dan penanaman modal.
Penandatanganan MoU dijadwalkan di NTB pada 25 November 2025, sedangkan PKS akan dilakukan di NTT pada 22 Desember 2025. Proses penyusunan akan dipimpin oleh Gubernur NTB bersama Kepala Bappeda dari tiga provinsi.
Gubernur Bali, I Wayan Koster, menyebut inisiatif ini sebagai bentuk kesinambungan dari semangat kebersamaan sejak masa Sunda Kecil berdasarkan Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958. “Ini bukan nostalgia, tapi kelanjutan sejarah dan kebutuhan masa depan. Bali, NTB, dan NTT punya akar dan masa depan yang sama,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, menegaskan pentingnya kerja sama konkret di bidang ekonomi, konektivitas, dan pariwisata. Ia berharap kolaborasi tiga provinsi ini mampu memperkuat daya saing kawasan timur Indonesia.
Pertemuan ini menandai langkah awal terbentuknya KR BNN yang diharapkan menjadi model integrasi pembangunan daerah berbasis potensi dan keseimbangan antarwilayah.***

