Tuesday, July 15, 2025

KEMENKOMINFO Bersama Komisi I DPR RI Sosialisasi Analog Switch Off dan Penyerahan Bantuan STB

Shares

Berdikari.Online-Kementerian Kominfo bersama  DPR RI  menggelar diskusi publik secara virtual dengan tema “Sosialisasi Analog Switch Off (ASO) dan Seremoni Penyerahan Bantuan Set Top Box (STB) Kementrian Kominfo RI Bersama Komisi I DPR RI”.

Diskusi publik virtual ini, hadirkan tiga narasumber yang berkompeten diantaranya Dr. Abdul Kharis Almasyhari selaku Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Geryantika Kurnia selaku Direktur Penyiaran Kominfo RI, dan Drs. Iswahyudi Tejo Yuwono, M.Sn. selaku Pengelola Konten Media Digital.

Diskusi publik ini merupakan program kerja sama antara Kementerian Kominfo RI bersama Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat RI dalam rangka berkreativitas di masa pandemi yang dilaksanakan melalui platform zoom meeting  pada Minggu, 5 Juni 2022

Seminar ini digelar untuk mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi dan bisnis bagi masyarakat sehingga membantu publik untuk dapat memilah dan memilih informasi yang sesuai  kebutuhan  menghadapi era adaptasi kebiasaan baru dengan mengubah perilaku untuk tetap produktif bekerja dan tetap aman dari Covid-19.

Dalam sesi pemaparan, diawali pengantar dari Dr. Abdul Kharis Almasyhari Wakil Ketua Komisi I DPR RI yang berbicara mengenai masa persiapan transisi siaran TV dari TV Analog ke TV DiGITAL

“Siaran TV analog Jawa Tengah akan diberhentikan tanggal 25 Agustus 2022 dan akan diganti dengan TV digital. Pergantian ini merupakan amanah dari undang-undang Omnibus Law. Untuk TV  analog yang belum siap masih bisa menikmati siaran hingga per tanggal 25 Agustus 2022 yang selanjutnya  pengalihan siaran TV analog ke TV digital”, ungkapnya.

Ia menjelaskan, siaran TV digital tidak dikenakan biaya apapun dengan keuntungan kualitas gambar yang lebih jernih, suara lebih jelas, dan teknologi yang lebih cangih. Karena itu, ia mendorong pemilik TV analog menggunakan alat set top box untuk membantu dalam menerima gambar.

“Manfaat dari pergantian ini adalah kita dapat melihat gambar dengan jelas, gambar tidak ada yang goyang dan beberapa manfaat lainnya”, jelasnya.

Wakil ketua komisi I DPR ini menambahkan, untuk saat ini hanya ada beberapa negara yang masih menggunakan siaran analog, sehingga negara kita perlu untuk mengadakan pergantian dari TV analog kedalam TV digital.

“Bagi masyarakat yang tidak mampu untuk membeli set top box akan ada penyelenggara multipleksing dalam membantu masyarakat yang kurang mampu. Bagi masyarakat yang sudah mampu jangan iri hingga meminta bantuan set top box juga. Kampanye switch off ini, perlu dilakukan supaya masyarakat dapat mempersiapkan diri dan tidak mencegah kegaduhan’’ tambahnya.

Adapun pemateri Geryantika Kurnia ,Direktur Penyiaran Kominfo RI, menyampaikan  keunggulan pengalihan pelaksanaan kebijakan analog switch off (ASO) ini terutama perbandingan ketersediaan chanel siaran,

“Analog switch off (ASO)ditopang oleh 4 pilar utama yakni pilar kualitas siaran TV digital, program siaran TV digital, dukungan perangkat, dan pengetahuan masyarakat. Di daerah Jawa Tengah dan Yogjakarta terdapat 77 pemancar analog dengan 39 siaran analog di Jateng dan 20 siaran analog di Yogyakarta sedangkan untuk pemancar digital terdapat 36 dengan 63 siaran digital di Jateng dan 31 siaran digital di Yogjakarta, hal tersebut menandakan bahwa pemancar digital lebih banyak menyediakan chanel” ungkap Direktur Penyiaran Kominfo RI ini. Siaran TV Digital hanya bisa ditangkap oleh dua cara  yaitu melalui televisi digital yang telah memiliki penerima sinyal digital dengan standar DVB-T2 dan melalui televisi analog dengan alat bantu tambahan yang dinamakan Set-Top-Box (STB)”

Berdasarkan  survei yang dilakukan oleh Kemenkominfo, diperoleh data-data perkiraan bahwa jumlah rumah tangga yang memiliki TV Analog sebanyak 56,9 juta (terstrial free-to-air, parabola, dan TV kabel berlangganan), kedua jumlah rumah tangga yang memiliki TV Digital (standar DVB-T2) sebanyak 1,46 juta, ketiga jumlah rumah tangga yang menonton siaran TV Analog melalui free-to-air sebanyak 28,8 juta yang memerlukan alat bantu STB untuk dapat menerima siaran TV Digital.

Dari 28,8 juta rumah tangga tersebut, terdapat 6,7 juta rumah tangga miskin terdampak ASO yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial sedangkan jumlah rumah tangga yang harus membeli sendiri perangkat STB atau TV digital sekitar 22 juta rumah tangga.

Menurutnya Menteri Komunikasi dan Informatika RI sudah koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri untuk disampaikan kepada para kepala daerah terkait  penyaluran bantuan set top box. Kriteria masyarakat yang perlu mendapatkan bantuan set top box adalah rumah tangga miskin, memiliki pesawat TV analog dan menikmati siaran TV melalui teresterial, lokasi rumah tangga berada di lokasi siaran TV digital, bersedia menerima dan manfaatkan bantuan STB, dalam satu rumah tangga miskin menerima satu bantuan STB.

Kementerian Komunikasi dan Informatika juga meminta bantuan kepada pemda sosialisasikan kepada masyarakat yang mampu agar segera membeli STB baik melalui media online ataupun toko-toko elektronik terdekat.

Dengan adanya switch off masyarakat tidak perlu membeli TV digital, TV analog masih dapat digunakan asalkan menambahkan set top box. Dalam membeli set top box dianjurkan untuk membeli yang sudah bersertifikasi Kominfo supaya keamanan barang terjamin, memiliki standar siaran DVBT2 di Indonesia, memiliki garansi dari produsen, dan juga merupakan produk dalam negeri. Bagi masyarakat yang belum beralih ke siaran TV digital akan mendapatkan pemberitahuan melalui siaran TV analog.

Tanggapan lain terkait televisi digital disampaikan Drs. Iswahyudi Tejo Yuwono, M.Sn. selaku Pengelola Konten Media Digital. Menurutnya televisi digital dapat menjadi peluang bagi konten kreator untuk dapat berkembang kearah yang lebih luas lagi, dalam TV digital banyak konten yang dapat kita tonton yang memiliki kualitas gambar dan suara yang lebih jernih dibandingkan TV analog.

“TV digital memiliki kelebihan kualitas siaran yang lebih baik, resolusi gambar tinggi, dan juga multi channel serta multi program. Konten kreator youtube saat ini sudah banyak, dengan berbagai konten seperti informasi memasang gas, informasi memasang gusi, informasi cara naik dan juga beberapa konten lainnya. Youtube dapat mengalahkan siaran TV karena memiliki banyak pilihan konten yang tersedia” ungkapnya.

Iswahyudi Tejo Yuwono dalam keterangan penutupnya, mengambil contoh bagaimana konten youtube yang banyak sekali memiliki genre konten mulai dari musik sampai horor, para konten kreator dapat meraup keuntungan dari konten yang diupload. Sekarang ini, stasiun TV juga memiliki konten di youtube yang isinya dengan mengambil di siaran TV. Konten kreator adalah orang yang membuat konten atau materi yang berupa audio visual yang kemudian di upload di media sosial seperti youtube, instagram dll.

“Keberadaan TV digital juga akan dapat memberikan peluang bagi konten kreator karena TV digital memiliki konten-konten yang beragam. Bedanya konten kreator sosial media dengan TV digital adalah standar dan beberapa aturan yang perlu dijalankan karena menyiaran TV digital memiliki regulasi-regulasi yang harus dijalankan, hal tersebut berbeda dengan konten kreator youtube yang lebih bebas dan fleksibel. Yang kita harapkan adalah menjadi konten kreator dapat dilakukan oleh siapapun selama kita dapat bekerjasama dan menghasilkan konten yang berkualitas” tutupnya.  (*)

Shares

berita lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Berita Terbaru