Berdikari.Online-Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) telah menyelenggarakan seminar online Literasi Digital dengan tema: “Peningkatan SDM Menuju Ekonomi Go Digital”.
Menghadirkan tiga narasumber utama yaitu Dr. Fadli Zon, M.Sc yang saat ini menjabat sebagai Anggota Komisi I DPR RI., Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc menjabat sebagai Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI dan Betta Anugrah, M.Pd selaku Seknas FITRA. Seminar diselenggarakan melalui platform zoom meeting pada Jumat, (10/6/22).
Seminar ini merupakan inisiasi Kementerian Kominfo untuk mendukung Program Literasi Digital yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Dirjen APTIKA dalam sambutanya mengungkapkan agar seminar ini dapat mendorong masyarakat untuk mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi dan bisnis.
“Seminar ini merupakan upaya memberdayakan masyarakat agar mampu memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat serta memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh Pemerintah khususnya oleh Dirjen APTIKA. Disamping itu juga untuk mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya”, ungkapnya.
Dalam sesi pemaparanya, Dr. Fadli Zon, M.Sc, menyampaikan kemajuan teknologi informasi saat ini sudah mempengaruhi bagaimana SDM kita. Penggunaan internet sudah menjadi hal yang sangat dibutuhkan apalagi dimasa pandemi.
“Kita saat ini sudah mengalami transformasi di bidang ekonomi seperti e-commerce. Kegiatan ekonomi sudah lebih cepat dan lebih luas. Di Indonesia digital ekonomi menjadi salah satu strategi transformasi ekonomi”, ungkapnya.
Ia juga mendorong suatu regulasi supaya ekonomi digital dapat berkembang, terutama untuk mendorong produktivitas dan efisiensi serta meningkatkan diversifikasi dan daya saing di semua segmen ekonomi. Dan untuk mengintegrasikan teknologi digital ke dalam perekonomian.
“Terkait dengan dunia digital saat ini sudah ada Digital Roadmap 2021-2024. Terdiri dari empat elemen, yaitu infrastruktur digital, tata kelola digital, masyarakat digital, dan ekonomi digital. SDM digital memerlukan pendekatan yang menyeluruh supaya masyarakat siap dan aware tentang transformasi ekonomi digital”, jelas Fadli, anggota DPR dari fraksi Gerindra.
Fadli juga menyoroti potensi ekonomi digital Indonesia yang sangat besar dan berharap penguasaan ekonomi pada sektor ini benar-benar dikuasai oleh SDM-SDM lokal.
“Negara kita termasuk negara yang memiliki pasar yang cukup besar dan semoga pasar kita bisa dinikmati oleh masyarakat kita sendiri tidak menjadi pasar negara lain. Kesiapan untuk menuju ekonomi digital memiliki empat cara yaitu, pertama meningkatkan ketersediaan aksesibilitas, dan keterjangkauan akses internet bagi masyarakat, termasuk di pedesaan. Kedua meningkatkan sumber daya manusia khususnya dalam konteks literasi dan keterampilan. Ketiga merumuskan kebijakan yang mendukung konektivitas digital dan juga untuk menjamin keamanan kegiatan digital. Dan yang terakhir meningkatkan inovasi, pendidikan dan penelitian di bidang teknologi digital”, tambah Fadli menjelaskan.
Dalam sambutannya Dirjen APTIKA Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc. menyampaikan bahwa dampak pandemi dan pesatnya teknologi telah mengubah cara masyarakat beraktivitas dan bekerja.
“Kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat inilah yang semakin mempertegaskan kita sedang menghadapi era disubsi teknologi. Untuk mengahadapi hal tersebut, kita semua harus mempercepat kerjasama kita dalam mewujudkan agenda trasnformasi digital Indonesia”, ungkapnya.
Dirjen APTIKA Kominfo ini juga mendorong masyarakat Indonesia menguasai konsep ekonomi digital untuk mendukung tumbuh kembang ekonomi nasional berdaya saing dan unggul.
“Bersama-sama wujudkan cita-cita bangsa Indonesia dengan menjadikan masyarakat madani berbasis teknologi. Kemampuan yang kita miliki serta keunggulan yang terus dijaga akan membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang hebat dan besar, serta menjadi unggul dalam segi sumber daya manusia”, ucap Dirjen APTIKA ini.
Pemaparan terakhir dari Betta Anugrah, M.Pd menjelaskan terkait dengan pengembangan ekonomi digital yang mampu memberikan akses ekonomi yang lebih baik bagi masyarakat pedesaan dalam mengoptimalisasi sumber daya desa untuk mewujudkan kemandirian ekonomi, kedaulatan pangan dan ketahanan energi.
“Tiga Indeks Desa Membangun (IDM) yaitu, Ketahanan Sosial (kesehatan, pendidikan, modal sosial, dan pemukinan), Ketahanan Ekonomi (keragaman produksi, akses ke lembaga keuangan, lembaga ekonomi, keterbukaan wilayah), Ketahanan Ekologi (kualitas lingkungan dan potensi/kerawanan bencana)”, ungkap Betta.
Beta juga mendorong Badan Usaha Milik Desa atau BUMDES sebagai agen penggerak ekonomi desa melalui konsep ekonomi digital yang sedang didukung oleh Kemenkominfo.
“Perlunya Badan Usaha Milik Desa atau BUMDES yang berfungsi untuk konsolidasi produk, produksi, penampungan, pembeli, pemasaran usaha desa, inkubasi usaha masyarakat, simulasi dan dinamisasi usaha masyarakat, pelayanan kebutuhan dasar dan umum, peningkatan kemanfaatan dan nilai ekonomi kekayaan budaya, religiusitas, dan sumber daya alam, peningkatan nilai tambah atas aset desa dan pendapatan asli desa” ungkap Betta menjelaskan.
Menurut Betta digitalisasi platform membutuhkan data-data penting di tingkat lokal untuk menjadi acuan dalam perencanaan pembangunan desa. Akses informasi tersebut dapat menggunakan website desa.
“Desa harus memiliki kedaulatan data untuk dapat membuat perencanaan pembangunan yang baik dan sesuai dengan konteks dan kebutuhannya. Sementara itu, pemerintah daerah (Provinsi dan Kabupaten) memiliki kebutuhan terkait dengan data kawasan yang real untuk dapat melakukan pembangunan desa dalam skala yang beririsan dengan desa lainnya”, jelasnya .
Betta menutup paparanya dengan mendorongi penguatan sistem informasi desa dan pengelolaan data kebijakan desa yang harus pro poor dan inklusif agar dapat tercapai dengan tepat.
“Sistem Informasi Desa dan Kawasan (SIDEKA) menjadi landasan bagi penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes), Rencana Kegiatan Pemerintah Desa (RKPDes), dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (RAPBDes). Sistem Informasi Desa Terintegrasi merupakan suatu sistem pengelolaan informasi desa yang tidak hanya mampu menampilkan profil desa secara umum tetapi juga postur anggaran”, tutupnya. (*)