Saturday, July 5, 2025

Kemenkominfo Dukung Adaptasi Pembelajaran Era 4.0. Melalui Digitalisasi Buku Pelajaran Sekolah

Shares

Berdikari.Online-Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) telah menyelenggarakan seminar online Literasi Digital dengan tema: “Digitalisasi Buku Mata Pelajaran Sekolah, Adaptasi Kebiasaan Baru Pembelajaran Era 4.0”.

Hadir dalam seminar Literasi Digital ini yaitu Dr. Abdul Kharis Almasyahari Wakil Ketua Komisi I DPR RI,  Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI serta Achiyat Ulumuddin Chasan selaku Ketua IKAPI Jawa Tengah. Seminar online ini diselenggarakan melalui platform zoom meeting  pada Sabtu, 11 Juni 2022.

Seminar ini merupakan inisiasi Kementerian Kominfo untuk mendukung  Program Literasi Digital yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.

Dirjen APTIKA  dalam sambutanya mengungkapkan  agar seminar ini dapat mendorong masyarakat untuk mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi dan bisnis.

“Seminar ini merupakan upaya memberdayakan masyarakat agar mampu memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat serta memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh Pemerintah khususnya oleh Dirjen APTIKA. Disamping itu juga untuk mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya”, ungkapnya.

Dalam paparanya Dr Abdul Kharis menyampaikan bahwa saat ini kita memasuki arus gerak dunia digital dan TIK yang  tidak bisa dibendung karena hal tersebut merupakan konsekuensi kreativitas anak muda di dunia ini. Saat ini eranya informasi yang bertumpu pada perkembangan teknologi informasi  (digital).

“Sebagaimana diketahui dalam khasanah keilmuwan dari beberapa sumber buku yang berkembang diketahui bahwa semakin hari terus semakin bagus dan komplit, yang mampu membawa pembacanya memahami secara instan dan tepat bagi para pelajar atau yang mempelajarinya. Salah satu indikatornya yakni terdapat Ilustrasi yang semakin keren dengan cara melakukan scan QR Code di buku cetak, sehingga dapat memunculkan animasi-animasi bergerak maupun kreasi digital yang sangat kreatif” ungkapnya.

Namun ia menambahkan, di samping kecanggihan tersebut, menurut Wakil Ketua Komisi I DPR RI ini terdapat kenyataan bahwa eksistensi buku cetak tetap tidak akan hilang. Menurutnya teknologi memang bagus dan sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan dunia di era digital saat ini, tetapi masih banyak yang harus diperbaiki.

“Terdapat keterbatasan-keterbatasan yang perlu disikapi dengan cepat dan tepat, seperti kestabilan dan ketersediaan internet, power supply, dll  Perkembangan digital memang penting, namun keberadaan buku cetak tetap menjadi kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan begitu saja” sambung Abdul Kharis.

Selanjutnya Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc. menyampaikan bahwa, dampak pandemi dan pesatnya teknologi telah mengubah cara beraktivitas dan bekerja.

“Kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat inilah yang semakin mempertegaskan kita sedang menghadapi era disubsi teknologi” ungkapnya.

Dirjen APTIKA  ini kemudian menjelaskan bagaimana  mengahadapi hal tersebut, kita semua harus mempercepat kerjasama kita dalam mewujudkan agenda trasnformasi digital Indonesia.

“Salah satu pilar penting yang mendukung wujudnya agenda trasnformasi digital adalah menciptakan masyarakat digital dimana kemampuan literasi digital masyarakat memegang peranan penting didalamnya. Sebagai tingkat paling dasar, literasi digital merupakan kemampuan yang paling krusial dalam menghadapi teknologi saat ini untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang tidak hanya mengenal teknologi secara offline dan juga cermat dalam menggunakanannya” jelasnya.

Dirjen APTIKA Kominfo RI ini juga mengajak untuk bersama-sama wujudkan cita-cita bangsa Indonesia dengan menjadikan masyarakat madani berbasis teknologi.

“Kemampuan yang kita miliki serta keunggulan yang terus dijaga akan membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang hebat dan besar, serta menjadi unggul dalam segi sumber daya manusia” tutupnya.

Adapun Ketua IKAPI Jawa Tengah Achiyat Ulumuddin Chasan menjelaskan terkait dengan perbukuan yang menjadi tema sentral seminar ini bahwa Indonesia masih mengalami krisis pembelajaran selama 10-15 tahun terakhir yang diperparah dengan adanya pandemi.

“Hal itu berkaitan juga dengan Learning loss atau kehilangan pembelajaran serta ketidak efektifan pembelajaran jarak jauh yang dialami oleh para pelajar. Dan terlebih saat ini dengan adanya arah perubahan ke kurikulum merdeka membutuhkan kolaborasi teknologi. “, ungkap Achiyat.

Ia kemudian mendorong perlunya transformasi digital sebagai kebutuhan untuk mewujudkannya.

“Maka perlu dikenalkan adaptive learning guna adaptasi dalam kebiasaan baru pembelajaran di era 4.0 saat ini. Metode tersebut bermakna mengedepankan efektivitas dan efisiensi dengan diarahkan pada pengembangan dari keunikan para peserta didik. Setiap anak akan melalui proses belajar yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuannya. Adapun hasilnya nanti  juga akan berbeda. Salah satunya yakni dengan adanya penggunaan buku hybrid maupun full digital, dimana pendidik dapat melakukan tracking (pengecekan/ penelusuran) bagaimana proses pembelajaran peserta didik berlangsung”  tutup Ketua IKAPI Jawa Tengah Achiyat Ulumuddin Chasan.

Di samping beberapa hal yang disampaikan para pemateri diatas memang  terdapat permasalahan  permasalahan terkait implementasi adaptive learning diantaranya yakni kesenjangan antar siswa serta kurangnya literasi digital siswa dan guru sehingga kurang mampu mengeksplorasi aplikasi-aplikasi pembelajaran untuk menunjang adaptive learning. Maka dibutuhkan metode blended learning dimana produk digital menjadi komplementer bukan substitusi dari buku cetak. (*)

 

Shares

berita lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Berita Terbaru