Berdikari.Online-Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia telah menyelenggarakan seminar online literasi digital yang bertema “Pengaruh Video Pendek (Tik Tok/Reels/Shorts) untuk Karir”.
Hadir dalam seminar literasi digital ini yaitu Dr. Abdul Kharis Almasyahri Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc menjabat sebagai Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI serta Tengku Novenia Yahya selaku Penulis Renung dan Sadar.
Seminar online in diselenggarakan melalui platform zoom meeting pada hari Selasa 14 Juni 2022.
Seminar ini merupakan inisiasi Kementerian Kominfo untuk mendukung Program Literasi Digital yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Dirjen APTIKA dalam sambutanya mengungkapkan agar seminar ini dapat mendorong masyarakat untuk mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi dan bisnis.
“Seminar ini merupakan upaya memberdayakan masyarakat agar mampu memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat serta memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh Pemerintah khususnya oleh Dirjen APTIKA. Disamping itu juga untuk mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya”, ungkapnya.
Pemateri pertama, Dr. Abdul Kharis Almasyahri membuka paparanya dengan sebuah ungkapan “Kalau seandainya kita ingin melihat tulisan remaja membutuhkan waktu sekitar tiga hari, sedangkan jika kita melihat video pendek yang berisi sebuah buku membutuhkan waktu yang lebih singkat”, ungkapan ini beliau gambarkan sebagai bentuk perubahan komunikasi era digital ini yang lebih banyak mempengaruhi anak-anak muda.
Wakil Ketua Komisi I DPR RI menambahkan bahwa untuk menyampaikan ide, gagasan atau pun menginformasikan kompetensi seseorang pada saat sekarang ini lebih mudah dengan video pendek.
“Dengan video yang berisi kurang lebih tiga menit, terdapat informasi yang sangat banyak dan bermanfaat bagi kita semua. Gambaran tentang kemampuan anak remaja di kebumen yang mengvideokan cara menggunakan traktor, jika dibuat menjadi sebuah buku membutuhkan waktu yang lama dan berhalaman-halaman”, ungkapnya
Ia juga menekankan pergeseran konsep manajemen penjualan pada jaman dulu yang tidak tepat jika dilakukan era digital sekarang ini. .
“Zaman dulu, ketika ingin menjual mendoan, gorengan khas Jawa Tengah harus dari mulut ke mulut supaya dapat terkenal, sekarang ini hanya dengan video tiktok dagangan seseorang bisa mendapatkan popularitas yang tinggi” ungkap Wakil Ketua Komisi I DPR RI ini.
“Video pendek juga dapat digunakan sebagai media komunikasi dan informasi, bahkan sekarang ini, undangan pernikahan pun dapat dilakukan dengan menggunakan video pendek. Begitu pula dengan karir seseorang, video pendek dapat digunakan untuk memberikan informasi terhadap kemampuan diri yang akan di tunjukan” jelasnya mengenai kelebihan video pendek lain.
Adapun Dirjen APTIKA Semuel Abrijani Pangerapan memaparkan mengenai dampak pesatnya teknologi yang telah mengubah cara beraktivitas dan bekerja.
“Kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat inilah yang semakin mempertegaskan kita sedang menghadapi era disubsi teknologi. Untuk mengahadapi hal tersebut, kita semua harus mempercepat kerjasama kita dalam mewujudkan agenda trasnformasi digital Indonesia”, ungkapnya.
Semuel juga mendorong kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkan bersama peradaban digital sebagai upaya meningkatkan daya saing nasional
“Untuk itu bersama-sama wujudkan cita-cita bangsa Indonesia dengan menjadikan masyarakat madani berbasis teknologi. terlebih dengan kemampuan yang kita miliki serta keunggulan yang terus dijaga maka akan membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang hebat dan besar, serta menjadi unggul dalam segi sumber daya manusia”, katanya.
Adapun pemateri terakhir Tengku Novenia Yahya menjelaskan mengenai pengaruh perkembangan teknologi terhadap seluruh sektor kehidupan mulai dari ekonomi, sosial, dan juga lingkungan.
“Zaman dulu cara mencari pekerjaan dengan kita melampirkan portofolio dalam bentuk kertas, sekarang ini pekerjaan didominasi oleh bentuk digital” ungkapnya.
Tengku juga menyampaikan fakta jumlah freelancer di Indonesia yang telah melonjak tinggi mencapai 4,32 juta orang dimana kebanyakan berada di sektor informasi dan komunikasi.
“Pada tahun 2020 sektor informasi dan komunikasi tumbuh 10,61% pada triwulan III. Sementara itu di Indonesia sendiri, pengguna media sosial dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dengan pengguna terbanyak ada di platform Whatapps, instagram, dan juga facebook. Data dari Country Director untuk Meta Indonesia tahun 2021, Indonesia merupakan salah satu negara pembuat konten Reels Instagram teraktif di dunia. Sedangkan menurut Kumparan.com, pengguna tiktok di Indonesia mecapai 92,07% juta. Untuk itu, mau tidak mau, suka ataupun tidak suka kita harus dapat beradaptasi di era yang baru”, jelas Tengku.
Lebih lanjut, penulis buku ‘Renung dan Sadar’ ini mengungkapkan pembuatan video pendek di media sosial bukan hanya untuk hiburan semata melainkan memiliki pengaruh dalam karir seseorang.
“Video pendek memiliki manfaat seperti menjadi portofolio digital, meningkatkan trust audiens, membuka peluang kolaborasi serta melatih kemampuan diri” ucapnya.
“Untuk membuat sebuah video pendek dapat dilirik memang membutuhkan proses yang panjang dan tidak mudah. Terdapat beberapa tips supaya konten kita dilirik diantaranya fokus pada passion dan keahlian yang dimiliki, konsisten membuat konten, bangun relasi dan kolaborasi, serta upgrade kemampuan diri”, tambah Tengku sekaligus mengakhiri sesi pemaparan narasumber. (*)