Berdikari.Online – Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi stabil di tengah tantangan global dan domestik. Pada kuartal IV 2024, ekonomi nasional tumbuh 5,02 persen, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 5,03 persen. Kinerja ini ditopang berkat investasi, manufaktur, serta permintaan domestik yang tetap terjaga.
“Tahun 2024 merupakan tahun yang penuh tantangan dan dinamika, baik dari sisi global maupun domestik. Namun, berkat kerja keras, sinergi yang solid, dan peran strategis APBN sebagai instrumen dalam mengawal perekonomian Indonesia, kita mampu menjaga stabilitas dan pertumbuhan hingga akhir tahun 2024,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dilansir @republika, Rabu (5/2/2025).
Diketahui, sepanjang 2024, seluruh wilayah mencatat pertumbuhan positif. Jawa dan Sumatera tetap menjadi kontributor utama, masing-masing tumbuh 4,92 persen dan 4,45 persen, ditopang oleh manufaktur, perdagangan, dan pembangunan.
Hilirisasi industri mendorong pertumbuhan tinggi di Maluku-Papua (7,81 persen) dan Sulawesi (6,18 persen). Pembangunan infrastruktur mendukung Kalimantan tumbuh 5,52 persen, sedangkan pariwisata menopang pertumbuhan Bali dan Nusa Tenggara sebesar 5,04 persen.
Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,98 persen pada kuartal IV dan 4,94 persen sepanjang tahun, didukung inflasi yang terkendali, mobilitas yang meningkat, serta bantuan sosial. Investasi juga tumbuh 5,03 persen pada kuartal IV dan 4,61 persen sepanjang tahun, dengan realisasi PMA dan PMDN mencapai Rp1.714 triliun, tumbuh 20,82 persen.
Ekspor juga tumbuh 7,63 persen pada kuartal IV dan 6,51 persen sepanjang tahun, didorong peningkatan ekspor besi baja dan bahan bakar mineral. Wisatawan mancanegara meningkat 19,05 persen, menopang pertumbuhan sektor transportasi (8,69 persen) serta akomodasi dan makanan minuman (8,56 persen).
BI optimistis
Merespons pertumbuhan ekonomi di 2024 lalu, Bank Indonesia (BI) mengaku optimistis angka pertumbuhan ekonomi pada 2025 akan solid sesuai dengan proyeksi. “Ke depan, pertumbuhan ekonomi pada 2025 diprakirakan berada dalam kisaran 4,7–5,5 persen (yoy) didukung oleh permintaan domestik,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan resmi, Kamis (6/2/2025).
Denny menuturkan, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan bisa mencapai target tersebut, berbagai upaya perlu terus ditempuh, baik dari sisi permintaan maupun dari sisi penawaran.
“Untuk itu, Bank Indonesia memperkuat bauran kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar lebih tinggi, serta bersinergi erat dengan kebijakan stimulus fiskal Pemerintah,” tuturnya. (*)