Berdikari.Online – Anggota DPRD Sumbawa Fraksi PKS, Haji Andi Mappeleppui Turun langsung ke pasar Alas, guna melihat secara langsung kondisi pasar, pada Senin (19/05/2025).
Dalam kunjungannya, anggota Komisi II tersebut mendapati berbagai informasi permasalahan yang dihadapi para pedagang. Ia berkeliling pasar, berdialog langsung dengan para pedagang mengenai pengelolaan pasar yang tidak optimal.
“Kami ingin memastikan bahwa keluhan pedagang benar-benar kami pahami dan tindaklanjuti dengan serius. Oleh karena itu, kami turun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi pasar secara nyata,” kata Haji Andi.

Haji Andi menyampaikan, permasalahan utama yang masih menjadi kendala dalam pengelolaan pasar Alas adalah adanya dua pengelola yakni Bumdes milik Desa Dalam dan Pemkab Sumbawa. Menurutnya, sudah pasti adanya tumpang tindih dari dua pengelola apabila tidak saling kordinasi. Hal ini terkonfirmasi temuan nyata terkait dengan banyaknya lapak yang tidak di fungsikan.
Anggota Komisi II itu menekankan agar para pedagang yang memiliki lapak agar bisa dibuka secara kontinyu. Jangan sampai saat ramai nya saja di buka.
“Memang secara aturan para pemilik lapak tetap membayar iuran perbulannya, tapi kita juga harus memperhatikan bagaimana caranya agar pasar tidak kelihatan sepi. Karena kalau yang namanya pasar sudah seharusnya ramai, bukan karena banyaknya lapak lapak.” tegasnya.
Menurut informasi dari para pedagang yang ada di dalam pasar mengatakan, bahwa sudah sekian lama lapak lapak tersebut tidak dibuka atau difungsikan, kata salah satu pedagang yang enggan disebut namanya.
Atas pengakuan para pedagang tersebut, bagi para pedagang yang tidak membuka lapaknya secara kontinyu, Haji Andi Mappeleppui berharap kepada pengelola lapak agar segera fungsikan kembali lapaknya, sehingga lapak lapak tersebut bisa berfungsi dan menghasilkan, Harapnya.
“Pedagang masih banyak yang berjualan di luar area pasar dan menyebabkan kemacetan serta mengganggu kelancaran lalu lintas, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan bagi pembeli dan pedagang resmi bahkan menggangu lalin umum,” katanya.
Haji Andi mengatakan, Kunjungan lapangan ini menjadi langkah konkret untuk melihat kondisi pasar secara langsung dan merumuskan solusi perbaikan, ujarnya.
Saat kunjungannya banyak persoalan yang disampaikan oleh para pedagang. Misalnya terkait dengan minimnya pengawasan dan keamanan di dalam pasar.
Persoalannya banyak para pedagang yang menyampaikan bahwa di dalam pasar tersebut sudah tidak aman. Saking tidak amannya ada beberapa lapak yang berkali kali kemalingan.
Salah satu pedagang beras menyampaikan, bahwa lapaknya sudah dua kali disatroni maling. Yang pertama maling menggondol beras 5 kg sebanyak 12 sak. Dan yang kedua menggondol 8 sak, akunya.
Sementara seorang pedagang perabot rumah tangga yang enggan disebut namanya mengatakan, bahwa lapaknya juga pernah kemasukan maling, dan menggondol beberapa perabot rumah tangga yang dijualnya, sebutnya.
Pedagang juga keluhkan lemahnya pengamanan dan pengawasan dari penjaga malam dan pengelolah pasar.
Para pedagang juga menyampaikan bahwa kejadian itu sudah di sampaikan ke pengelolah pasar. Namun jawaban dari pengelolah pasar yang mengatakan terkait dengan keamanan, merupakan rana Desa.
Sementara saat para pedagang yang mengalami kecurian menemui pihak Desa Dalam katanya bukan rana Desa. Atas ketidak jelasan itu para pedagang langsung melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian.
Namun menurut informasi dari pedagang bahwa pihak kepolisian setelah turun untuk membuktikan bahwa lapak tersebut tidak mengalami kerusakan, sehingga sulit untuk dibuktikan, karena tidak ada salah satu bukti kerusakan dari lapak tersebut, pengakuan seorang pedagang yang enggan disebut namanya.
Kunjungan lapangan ini kata Haji Andi menjadi langkah konkret untuk melihat kondisi pasar secara langsung dan merumuskan solusi perbaikan, karena pasar asalah salah obyek vital milik pemda yang harus memberi manfaat secara merata kepada para pedagang dan hatua dijamin kenyamanan dalam berjualan. (*)