Berdikari.Online — Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan pengerahan dua kapal selam nuklir pada Jumat (1/8) waktu setempat. Langkah ini diambil menyusul eskalasi luar biasa dari perang kata-kata di media sosial antara Trump dan mantan presiden Rusia, Dmitry Medvedev, terkait Ukraina dan tarif dagang.
Trump dan Medvedev, yang kini menjabat sebagai wakil ketua dewan keamanan Rusia, telah terlibat saling sindir selama berhari-hari. Ketegangan memuncak ketika Medvedev mengancam Trump dengan menyebut kemampuan Rusia dalam melancarkan serangan nuklir.
“Berdasarkan pernyataan yang sangat provokatif,” ujar Trump, “saya telah memerintahkan dua Kapal Selam Nuklir untuk ditempatkan di wilayah yang tepat, untuk berjaga-jaga jika pernyataan bodoh dan provokatif ini lebih dari sekadar itu.”
“Kata-kata sangat penting, dan seringkali dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan, saya harap ini tidak akan menjadi salah satunya,” tulis Trump, 79 tahun, di platform Truth Social miliknya, seperti dilansir AFP, Sabtu (2/8/2025).
Ancaman nuklir ini muncul di tengah tenggat waktu yang ditetapkan Trump kepada Rusia hingga akhir pekan depan. Trump meminta Rusia mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri perang di Ukraina, atau menghadapi sanksi baru.
Dalam pernyataannya, Trump tidak menyebut secara pasti apakah kapal selam yang dimaksud adalah bertenaga nuklir atau bersenjata nuklir. Ia juga tidak merinci lokasi penempatannya, yang dirahasiakan oleh militer AS.
Sebelumnya, Medvedev memperingatkan agar Trump mengingat kemampuan serangan nuklir era Uni Soviet yang masih dimiliki Rusia sebagai opsi terakhir. Hal itu ia sampaikan setelah Trump memperingatkan Medvedev untuk berhati-hati dalam berbicara.
Dalam unggahannya di Truth Social, Trump menyebut Medvedev sebagai “mantan Presiden Rusia yang gagal, yang merasa dirinya masih Presiden.” Trump juga memperingatkan bahwa Medvedev telah “memasuki wilayah yang sangat berbahaya.”
“Beri tahu Medvedev… untuk berhati-hati dengan ucapannya,” tulis Trump, seperti dilansir Reuters.
Medvedev menanggapi pernyataan tersebut dengan mengatakan bahwa reaksi Trump menunjukkan Rusia berada di jalur yang benar. Ia juga menyebut bahwa pernyataan Trump mencerminkan kegugupan.
“Jika beberapa kata dari mantan presiden Rusia memicu reaksi gugup seperti itu dari presiden Amerika Serikat yang berwibawa, maka Rusia melakukan segalanya dengan benar dan akan terus berjalan di jalurnya sendiri,” tulis Medvedev di Telegram.***